INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Aceh Target Misionaris


*Tokoh Lintas Agama jangan Diam
BANDA ACEH - Banyaknya temuan kasus yang diduga bagian dari misi pendangkalan akidah di Aceh diharapkan oleh berbagai kalangan supaya disikapi serius oleh Pemerintah Aceh. Rentetan kasus yang ditemukan selama ini diyakini bagian dari target untuk menyebarkan paham dan keyakinan yang bertentangan dengan akidah masyarakat Aceh yang mayoritas Islam.
Ketua Pembina Front Pembela Islam (FPI) Aceh, Yusuf Al-Qardhawi secara blak-blakan menyebutkan Aceh menjadi target para misionaris untuk menyebarkan ajaran agama tertentu. Yusuf mengaku mendapatkan bocoran yang bisa dipertanggungjawabkan dari berbagai sumber termasuk pengakuan rekannya yang melanjutkan pendidikan di Inggris.
Menurut Yusuf, ketika temannya berliburan ke Jerman menemukan fakta tentang adanya tempat ibadah nonmuslim yang menerima sumbangan dari pengikutnya untuk misi ke Aceh. “Kalau sebatas mereka mengumpulkan dana, itu urusan merekalah. Tetapi yang mengagetkan, ada yang terang-terangan menulis target penyebaran misi ke Aceh. Memang tertulis nama Aceh, Indonesia,” begitu kata Yusuf Al-Qardhawi mengutip pengakuan temannya yang sempat pulang ke Aceh sebulan lalu. “Bukan hanya saya yang mendengar cerita itu, tapi ada 10 teman saya yang lain,” lanjutnya.
Misi pendangkalan akidah ke Aceh, menurut Yusuf bukan cerita baru tetapi sudah merebak sejak pascatsunami. Di Meulaboh, misalnya, sempat juga ditemukan berbagai buku, VCD berisi kumpulan lagu-lagu keagamaan, dan brosur yang mengacu kepada pendangkalan akidah.
“Sudah banyak kejadian di Aceh yang merupakan misi pendangkalan akidah. Ini harus disikapi serius oleh pemerintah dan masyarakat agar tidak masuk perangkap mereka,” demikian Yusuf Al-Qardhawi.
Wakil Rektor UIN Ar-Raniry, Dr Syamsul Rijal MAg kepada Serambi, Selasa (27/1) juga menyikapi maraknya aksi missionaris di Aceh dalam beberapa bulan terakhir.
Terhadap kondisi itu, Rijal berharap tokoh lintas agama di Aceh jangan berdiam diri. Pemerintah diminta sesegera mungkin melakukan tindakan, menarik secara resmi semua buku yang disebar pihak tak bertanggungjawab untuk memengaruhi akidah umat Islam.
“Semua tokoh agama di Aceh harus duduk, jangan dibiarkan berlarut masalah ini karena akan menggangu ketertiban dan kerukunan beragama yang selama ini baik di Aceh,” kata Syamsul Rijal.
Menurutnya, para cendekia, ulama, dan tokoh lintas agama harus menyikapi ini dengan serius sebab gerakannya terlihat cukup gencar. Apalagi, katanya, pihak Wilayatul Hisbah sudah menggeledah salah satu rumah warga yang tertangkap beberapa waktu lalu membagikan selebaran dan buku-buku ajaran agama lain ke warga di tempat wisata.
Dalam kondisi seperti ini, seharusnya kata Dosen Filsafat di Fakultas Ushuluddin ini, rohaniawan dari Kristiani yang ada di Aceh dapat mengambil peran. Mereka punya kewajiban mengamankan internal mereka, agama dan umat yang digembalanya.
“Jaga umatnya, bina, amankan agar tidak mengganggu kerukunan di Aceh yang sudah terjalin cukup lama. Saya yakin tokoh lintas agama lainnya juga merasa tidak nyaman dengan kondisi begini, jadi mari kita sikap bersama-sama,” ujar Syamsul yang beberapa waktu lalu meluncurkan buku berjudul Refleksi Filosofi Kehidupan Sosial Masyarakat.
Sementara itu, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry juga telah menginstruksikan kepada seluruh civitas akademik agar berhati-hati dan tidak perlu mengikuti ajakan dalam bentuk apapun yang dapat menjurus dan teridentifikasi adanya upaya pendangkalan akidah. Edaran tersebut resmi dikeluarkan dengan nomor Un.07/DD/DS.01/16/2015.

Sumber : Serambi Indonesia
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :