INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Ekspedisi De Houtman Hingga Tewas di Tangan Malahayati

Ekspedisi De Houtman Hingga Tewas di Tangan Malahayati

JIKA saja pelaut Belanda, Cornelis de Houtman pada 2 April 420 tahun silam tak memulai petualangannya ke nusantara, mungkin sejarah bangsa Indonesia akan berbeda. Dengan empat kapal yang berangkat dari Amsterdam, De Houtman sukses mencari jalur rahasia mencapai nusantara.

Ya, De Houtman bersama Jan Huygen van Linschoten di bawah bendera kongsi perdagangan “Compagnie van Herre” (Perusahaan Jarak Jauh), mengomandoi empat kapal, “Amsterdam”, “Hollandia”, “Mauritius” dan “Duyfken”, mengitari rute yang biasanya ditempuh para pelatu Portugis (Portugal.red), sampai bisa mendarat di Banten, 27 Juni 1596.

Namun ekspedisinya bukan tanpa masalah. Dari empat kapal yang berangkat, hanya tiga yang selamat sampai nusantara. Dalam perjalanannya, para awak kapal juga diserang wabah sariawan, sampai hanya tersisa 249 awak yang tiba di Banten.

Awalnya, mereka disambut hangat oleh Kesultanan Banten. Tapi lantaran beberapa perilaku tak pantas para awak kapal, Sultan Banten mengusir De Houtman cs.

Perjalanan mereka pun diteruskan sepanjang garis pantai utara Pulau Jawa. Masalah kembali terjadi ketika mendarat di Pulau Madura, di mana beberapa awak kapal ditangkap akibat kematian seorang Pangeran Madura. De Houtman terpaksa bayar denda untuk membebaskan para awak kapalnya.

Petualangan De Houtman tak berhenti sampai di situ. Untuk pertama kalinya, dia bisa menjalin hubungan dagang dengan Raja Bali sesampainya di Pulau Dewata. Pada 26 Februari 1597, De Houtman bisa mendapatkan beberapa pot merica.

Persoalan lain baru kembali terjadi ketika De Houtman dalam perjalanan pulang. Saat harus singgah di Kepulauan St. Helena di Afrika dari nusantara, mereka harus menghadapi bentrokan dengan kapal-kapal Portugis.

De Houtman akhirnya bisa pulang dengan selamat ke Belanda, namun De Houtman harus menemui titik akhir hidupnya pada perjalanan kedua. Sesampainya di Aceh, mereka terlibat konflik dengan pasukan “Inong Balee”. De Houtman yang bertarung duel dengan Laksamana Malahayati, tewas pada 11 September 1599.

Ekspedisinya itu jadi inspirasi buat sejumlah kongsi dagang Belanda lainnya untuk berani menjelajah nusantara, kendati juga harus menghadapi persaingan dengan Portugis. Di sisi lain, ekspedisi De Houtman ini jadi fase tersendiri soal awal masuknyaVOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) ke nusantara.

Sumber : Okezone.com
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :