INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Eks Kombatan GAM Sandera Mobil Wakil Bupati Aceh Timur

Eks Kombatan GAM Sandera Mobil Wakil Bupati Aceh Timur

KantoMaya News, Banda Aceh - Beberapa mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) asal Aceh Timur menyandera mobil dinas Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul Bin Syamaun, yang sedang berada di komplek Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh. Mereka menahan kunci mobil tersebut.

Syahrul mengakui mobil dinasnya disandera oleh sejumlah mantan kombatan. Mobil disandera saat mobil digunakan isterinya ke Banda Aceh. “Saya sedang di Aceh Timur,” katanya saat dihubungiTempo, Selasa 9 Juni 2015.

Menurut Syahrul, mobil dinasnya dibawa rombongan isterinya untuk mengikuti Jambore PKK se-Aceh 2015. “Sudah dilaporkan ke kepolisian Banda Aceh. Biarkan polisi yang menanganinya,” ujarnya.

Salah seorang mantan kombatan, Syarufiddin, yang terlibat dalam aksi penyanderaan mobil bernomor polisi BL 154 DB itu mengatakan, mereka tidak bermaksud berbuat anarkistis. “Kami hanya ingin mendesak wakil bupati agar mau duduk bersama, mendiskusikan masalah yang kami tuntut,” ucapnya kepada Tempo.

Syarufiddin keberatan disebut menyandera mobil, karena mobil tidak dibawa dan masih berada di anjungan komplek Taman Ratu Safiatuddin. “Kami hanya mengambil kuncinya, tidak mobilnya,” tuturnya.

Syarifuddin juga mengatakan telah meminta permohonan kepada Kapolda Aceh dan Kepolisian Banda Aceh dapat memahami aksi mereka. Para mantan kombatan hanya ingin bertemu pemimpin mereka, Wakil Bupati, yang juga pimpinan Komite Peralihan Aceh (KPA) Aceh Timur.

Dia menuturkan, ada beberapa hal yang ingin didiskusikan bersama Wakil Bupati Aceh Timur. Salah satunya menanyakan pertangungjawaban penggunaan dana yang selama ini dikutip sebanyak 10 persen pada setiap proyek di wilayah Aceh Timur. “Kami juga meminta pemimpin peduli pada nasib eks kombatan dan masyarakat Aceh Timur yang masih banyak hidup dalam kemiskinan,” katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, saat ini kasus itu sedang ditangani oleh Kepolisian Resor Kota Banda Aceh. Namun Kepala Polresta Banda Aceh, Komisaris Besar Zulkifli, belum bisa dimintai konfirmasi. Telepon selulernya tidak diangkat saat dihubungi.

Sumber : Tempo.
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :