INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Inilah 5 Fakta Adolf Hitler dan Obat-obatannya

Inilah 5 Fakta Adolf Hitler dan Obat-obatannya
KantoMaya News -- Adolf Hitler adalah satu tokoh kontroversial sepanjang sejarah. Gagasannya yang radikal, ditambah dengan cara ia mengaplikasikan gagasannya secara lebih radikal lagi membuahkan Perang Dunia II yang ‘efektif’ mengurangi populasi di Eropa.

Secara tidak langsung, Hitler juga ‘mempromosikan’ Amerika Serikat dan Uni Soviet. Tanpa Perang Dunia II yang digagasnya, barangkali kedua negara itu tidak akan menjadi adidaya. Namun, ternyata banyak hal mengenai Hitler yang tidak banyak orang ketahui, salah satunya adalah hubungannya dengan obat-obatan.

Seperti apakah hubungan Hitler dengan obat-obatannya?

1. Hitler Mengonsumsi 70 Butir Obat Setiap Hari
Selama Perang Dunia II, Adolf Hitler dikenal sebagai pribadi yang keras dan agresif. Hitler tidak segan-segan menunjukkan kebencian dan amarahnya terhadap sesuatu. Perawakan Hitler yang kuat, tegas. dan kejam ternyata didukung oleh puluhan butir obat penenang.

Seperti dilansir news.com.au mengutip tayangan dokumenter di Foxtel yang didasarkan pada analisis dokumen, Hitler selama kurun waktu Perang Dunia II disinyalir mengonsumsi berbagai jenis obat penenang. Hitler mengkonsumsi setidaknya 70 butir obat dalam sehari.

2. Hitler Mengkonsumsi Narkoba
Hitler juga mengkonsumsi obat-obatan yang kini tergolong narkoba pada masa pemerintahannya. Obat-obatan yang dikonsumsinya ialah morfin dan shabu. Padahal, Hitler hanya sekali terlihat sakit saat ia tertembak dan terkena gas selama Perang Dunia I.

Profesor Sir Richard Evans dari Universitas Cambridge mengatakan bahwa Theodore Morell, dokter yang selama ini menjadi dokter pribadi Hitler, ternyata tak benar-benar profesional. Hal ini dibuktikan melalui banyaknya jenis obat yang ia rekomendasikan kepada Hitler untuk dikonsumsi.

Saat memasuki masa kritis di penghujung usianya, Hitler kerap dianggap gila akibat disebabkan metode pengobatan yang dilakukan oleh Morell. Morell kerap menyuntikan zat adiktif dan menggunakan obat alternatif hasil racikannya sendiri.

3. Hitler Melindungi Seorang Yahudi
Hitler dikenal sebagai diktator yang membenci orang Yahudi. Tidak terhitung berapa banyak orang Yahudi yang pemerintahannya kirim untuk dikumpulkan di kamp konsentrasi untuk kemudian dimusnahkan. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Holocaust, terlepas dari kontroversinya tentang kebenaran hal tersebut.

Ternyata, ada satu orang Yahudi Hitler selamatkan dari pembantaian. Namanya adalah Eduard Bloch, seorang dokter Yahudi-Austria.

Saat Hitler masih sangat muda, keluarganya tidak mampu membayar dokter. Bloch memutuskan untuk membantu Hitler dan keluarganya dengan ikhlas untuk jasanya sehingga Hitler dapat berobat dengan gratis. Ketika Nazi Jerman datang untuk menangkapi warga Yahudi, dokter ini tidak pernah dikirim ke kamp konsentrasi.

4. Hubungan Hitler dengan Dokter Pribadinya
Theodore Morell dianggap tidak profesional karena memberikan terlalu banyak jenis obat kepada Sang Diktator untuk dikonsumsi. Obat tersebut pun tak pernah terverifikasi kelayakannya. Banyak pihak mengira Hitler menjadi salah satu kelinci percobaan Morell. Bahkan, dalam catatan medis Hitler, Morell 'mengobati' Hitler dengan obat yang biasa digunakan untuk membuat hewan tertidur.

Namun, bisa jadi tindakan itu Morell sengaja karena motif tertentu. Evans mengeluarkan asumsi bahwa Morell banyak memberikan Hitler obat karena karena ingin memanfaatkan kekayaan Pemimpin NAZI tersebut. “Ia hanya memanfaatkan Hitler untuk uang,” kata Evans.

Selain memanfaatkan kekayaan Hitler, ketidaksamaan ideologi juga dianggap sebagai salah satu alasan yang melatari tindakan Morell. “Karena setelah puluhan tahun bersama, Morell tak pernah satu ideologi dengan Hitler,” kata Evans.

5. Hitler Bunuh Diri
Di hari terakhirnya di bungker di Berlin, Hitler diyakini mendapat beberapa suntikan Pervitin. Dalam kondisi Berlin terus dibom, Hitler akhirnya mengizinkan Morell pergi. Hitler juga meminta suntikan terakhir Pervitin.

Setelah kepergian Morell, Hitler diyakini terus menangis dan berniat bunuh diri. Pada 30 April 1945, Hitler bunuh diri dengan menembak kepalanya.

Sumber : Selasar.com

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :