INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Suriah adukan serangan udara Prancis-AS ke PBB

Suriah adukan serangan udara Prancis-AS ke PBB
KantoMaya News -- Setidaknya 120 warga sipil tewas dalam serangan pesawat tempur Prancis di dekat perbatasan Turki dan Suriah, Selasa (19/7/2016). Serangan itu hanya berselang satu hari dari serangan udara Amerika Serikat (AS) yang menewaskan 56 orang di Manbij, Suriah.

Lebih dari 20 anak-anak terbunuh dari dua serangan itu.

Pemerintah Suriah pun melaporkan serangan tersebut kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan mendesak organisasi perdamaian internasional itu untuk segera mengambil tindakan.

Damaskus ingin agar PBB menyelidiki kekejaman yang dilakukan Prancis, salah satu anggota dari koalisasi internasional pimpinan AS, setelah pesawat Negeri Mode itu menargetkan Desa Toukhan Al-Kubra yang berlokasi di dekat perbatasan Turki-Suriah.

"Sebagian besar dari mereka (korban) adalah perempuan, anak-anak, dan orang tua, ditambah lagi puluhan korban luka-luka yang sebagian besar juga perempuan dan anak-anak," kata Kementerian Luar Negeri Suriah seperti yang ditulis dalam Reuters.com, Kamis (21/7/2016).

Kementerian itu menuduh koalisi tersebut mengarahkan senjatanya terhadap warga sipil yang tidak berdosa dan tak bersenjata, bukan mengarahkannya ke kelompok teror.

"Suriah menekankan siapa pun yang ingin memerangi pelaku teror harus berkoordinasi dengan Pemerintah Suriah," kata pernyataan tersebut.

Pernyataan Barat mengenai oposisi moderat di Suriah, katanya, telah membuat malu dan tak bisa diterima.

"Amerika Serikat, Qatar, Prancis, Arab Saudi dan Inggris terus mendukung kelompok pelaku teror di Suriah, yang menjadi tanda jelas mengenai keterlibatan negara itu dengan kelompok pelaku teror," kata Kementerian tersebut.

Kemlu Suriah juga menyatakan kecaman akan bantuan-bantuan yang diberikan AS, Prancis, Inggris, Arab Saudi, dan Qatar kepada organisasi seperti Front al Nusra dan Jaish al Islam meski kedua kelompok ini memiliki hubungan yang jelas dengan ISIS.

Lembaga PBB untuk anak (UNICEF), pada Kamis (21/7/2016), mendesak segala bentuk kekerasan terhadap anak-ana dihentikan di Suriah. UNICEF mengestimasi sedikitnya 35,000 anak-anak terperangkap di dan sekitar Manbij, bagian timur dari Aleppo, dengan tanpa lokasi alternatif untuk bersembunyi.

"Tak ada satu pun yang membenarkan kekerasan kepada anak-anak," kata Hanna Singer, perwakilan UNICEF di Suriah, dalam pernyataan yang dirilis dalam situs resmi PBB.

Manbij memiliki kepentingan strategis bagi gerilyawan dukungan AS karena lokasinya di dekat Turki. Merebut Manbij akan melucuti kubu penting ISIS di dekat Turki.

Para aktivis berencana menggelar protes di berbagai penjuru Suriah dan para pemimpin pemerintah oposisi kini meminta negara-negara Barat agar menghentikan serangan udara.

Hingga Kamis (21/7/2016), para aktivis telah memanfaatkan media sosial untuk mengorganisir protes dan meminta orang-orang di seluruh dunia agar turun ke jalan-jalan guna menarik perhatian mengenai korban serangan.

Sebuah laman berita Suriah di Facebook mendorong para pengikutnya untuk berdemonstrasi guna menentang pembantaian yang dilakukan pesawat-pesawat tempur koalisi.

Di sisi lain, keberhasilan pasukan pejuang Suriah dalam mengepung Manbij pada bulan lalu membuat ISIS harus segera angkat kaki dari sana. Kelompok militer radikal itu hanya diberi waktu 48 jam untuk meninggalkan kota dengan membawa senjata ringan.

Menurut pernyataan dari Dewan Militer Manbij yang dikutip dari situs VOAIndonesia.com, para pejuang ISIS akan mendapat kesempatan meninggalkan kota itu dengan membawa senjata ringan, tanpa gangguan. Menurut Dewan, yang merupakan bagian dari aliansi Pasukan Demokratik Suriah (SDF), prakarsa tersebut merupakan peluang akhir yang tersisa bagi para anggota ISIS untuk meninggalkan kota tersebut.

SDF bersekutu dengan pasukan koalisi pimpinan Amerika dalam berperang melawan ISIS di Suriah Utara. Pernyataan dari dewan militer itu muncul bersamaan ketika ketegangan merebak di negara itu, menyusul laporan kematian puluhan warga sipil dalam serangan udara yang dilancarkan pasukan koalisi.

Beritagar.id
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :