INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Ini yang Buat Pernikahan Bahagia Menurut Penelitian Selama 40 Tahun

Ini yang Buat Pernikahan Bahagia Menurut Penelitian Selama 40 Tahun
KantoMaya News, Jakarta - Pakar hubungan dan psikolog Dr. John Gottman telah meneliti selama empat dekade tentang kebiasaan pasangan yang bisa menjadi bom waktu. Ujung-ujungnya adalah perceraian atau menjalani pernikahan yang tidak bahagia. Meski begitu, tidak semua pernikahan berujung cerai, ada juga yang puas dan bahagia dengan pernikahan mereka.

Penelitian Dr. Gottman sejak tahun 1972 dengan melibatkan lebih dari 3,000 pasangan di 12 negara yang berbeda-beda, menemukan kebiasaan yang baik dalam hubungan yang membuat pernikahan lebih bahagia dan awet. Dr. Gottman melihat bagaimana sikap pasangan ketika mereka tidak bertengkar menjadi prediksi bagaimana pasangan mampu menangani konflik. Berdasarkan hal tersebut, Dr. Gottman memberikan tips tentang pernikahan bahagia.

1. Menunjukkan KetertarikanPelajari apa yang terjadi di dunia pasanganmu. Tanyakan apa yang menjadi ketertarikan pasanganmu setiap hari, ada hal seru apa yang terjadi dalam hidupnya. Ketika menikah terkadang kita sudah cukup merasa dekat karena bertemu setiap hari, tapi kenyataannya tidak begitu. Kita lupa 'mengecek' tentang perasaan atau hal-hal yang tengah disukai pasangan. 'Bagaimana harimu?' Menurut Dr. Gottman pertanyaan tersebut cukup berpengaruh besar pada koneksi pasangan satu sama lain.

"Ketika keterikatan sudah lebih dalam, maka Anda lebih nyaman untuk bertanya tentang kehidupan yang lebih internal seperti pemikiran, perasaan, harapan, ketakutan dan lain-lain," ujar Dr. Bob Navarra, pakar hubungan yang menulis di website Dr. Gottman.

2. Ketika Terjadi Konflik Bagaimana harus bersikap ketika terjadi konflik? Menurut Dr. Gottman redamlah kata-kata kritikan dan kemarahan yang berlebihan. Lebih baik fokus pada apa yang kamu butuhkan. Misalnya, dari pada mengatakan "kamu tidak pernah membantuku dalam pekerjaan rumah." Sebaiknya katakan, "Banyak ruangan yang perlu dibersihkan dan aku akan merasa senang jika kamu mau membantu." Untuk itu hindari menggunakan kalimat-kalimat menuduh seperti "kamu tidak pernah..." atau "kamu selalu...." Pasangan yang bahagia bisa mengatasi konflik dengan saling menghargai, diimbangi dengan humor, keterbukaan dan mereka saling memberikan pengaruh positif satu sama lain.

3. Memperbaiki Interaksi yang Negatif Tidak mudah luput dari kesalahan atau kekeliruan. Maka dari itu tentu sulit menghindari konflik rumah tangga karena kita tidak sempurna. "Jadi ketika pasangan membuat kesalahan, saling menyakiti satu sama lain atau bertengkat, di situlah kita perlu mencari jalan untuk memperbaikinya," kata Dr. Bob berdasarkan penelitian Dr. Gottman.

Terkadang konflik membuat pasangan memiliki interaksi yang negatif dan saling menghindari. Seharusnya konflik bisa membuat pasangan lebih intum dan semakin dekat. "Konflik merupakan kesempatan untuk belajar mencintai satu sama lain lebih baik lagi," ujar Dr. Gottman.

Hubungan bisa jadi tidak bahagia dan terus menerus terjadi konflik bisa jadi karena pasangan tidak merasa dekat, tidak saling menerima dan tidak merasa aman. Kembali lagi ke poin pertama, pasangan memang perlu terkoneksi satu sama lain sehingga mereka bisa lebih dari pasangan, tapi juga sahabat.

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :