INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Abu Doto Ka Mumang

Abu Doto Ka Mumang
KantoMaya News -- Kebijakan Abu Doto merombak sejumlah kepala SKPA di lingkungan Pemerintah Aceh, telah menunai beragam komentar dari sejumlah kalangan di Aceh, salah satunya disuarakan oleh Zakaria Saman atau Apa Karya. Seperti biasa, calon gubernur Aceh pada Pilkada 2017 ini, mengkritik dengan ciri khasnya, menggunakan bahasa Aceh yang kental dan istilah-istilah yang menggelitik.

“Nyoe kon lucu le, tapi ka mumang. Abu Doto sang ka mumang, ka hana geutusoe le droe geuh. Geugantoe kepala dinaih siat-at. Peut ploh peut uroe teuk, boh pane mungken dipeugot lom nanggroe. (Ini bukan lucu lagi, tapi sudah pangling. Abu Doto sudah pangling, nggak tahu diri lagi. Sebentar-bentar ganti kepala dinas, (masa kerja) tinggal 44 hari lagi, mana mungkin mampu bekerja),” kata Apa Karya kepada Serambi melalui telepon, Sabtu (11/3) .

Mantan menteri pertahanan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menyebutkan, gonta-ganti kepala dinas yang dilakukan Zaini Abdullah tak ubahnya seperti pekerjaan anak kecil tanpa memperhitungkan apa-apa.

Ia juga mengatakan, semua pejabat yang dilantik itu tidak akan efektif dalam bekerja di masing-masing SKPA. “Boh panena efektif nyan. Awak yang dilantik nyan pih ka mumang chit, eunteuk watee gubernur baro ka digantoe laen lom. (Mana ada efektif, mereka yang dilantik juga pangling, nanti setelah gubernur baru (menjabat) pasti diganti lagi),” ujarnya.

Apa Karya kemudian bernostalgia dengan salah satu pertanyaan yang sempat ia ajukan kepada Zaini Abdullah pada debat kandidat beberapa waktu lalu. Saat itu Apa Karya bertanya kepada Zaini, jika terpilih lagi apa akan gonta-ganti kepala dinas tiga bulan sekali. “Uloen kon kalheuh loen peugah lam debat kandidat, chi kalon kon ka kejadian uroe nyoe. (Saya sudah katakan saat debat kandidat, coba lihat kan sudah kejadian hari ini),” ujarnya.

Apa Karya juga menyinggung persoalan regulasi yang digunakan Abu Doto untuk melantik kepala dinas tersebut. Menurutnya, berdasarkan UU Nomor 10 tahun 2016, semua kepala daerah dilarang melantik pejabat selama masa transisi, namun ia juga tak menampik bahwa UUPA memungkinkan adanya mutasi tersebut.

“Tapi nyoe kon soai nyan, masalah jih lhee buleun sigo geugantoe. Baroesa ban geupeugah hana geu gantoe, nyoe ka geugantoe. (Tapi ini bukan persoalan itu (boleh tidaknya), masalahnya tiga bulan sekali mutasi. Kemarin bilang nggak ada mutasi, ini sudah diganti),” sebutnya.

Apa Karya juga mengaku heran dengan kebijakan yang dilakukan Zaini Abdullah tersebut. “Nyan Abu Doto ka lagee uleu mate iku, na neuteu’oh uleu mate iku, watee jidong bak kayee tho, tho jih, jidong bak kayee ijo, ijo jih, bak kayee mirah, mirah jih. Geu peusesuai droe ngon keadaan, soe yang binasa kakeuh binasa,” pungkas Apa Karya.

aceh.tribunnews.com
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :