INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Soal Al-Aqsa, PM Netanyahu Ancam Usir Al-Jazeera dari Israel

KantoMaya News, JERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan menutup kantor perwakilan lembaga pemberitaan AL-Jazeera yang berada di Jerusalem, Rabu (26/7/2017).

Netanyahu menuduh, lembaga pemberitaan yang berkantor pusat di Qatar itu telah membuat pemberitaan yang menghasut dan berpotensi memicu kekerasan baru di kota itu.

Seperti yang diberitakan, Jerusalem tengah memasuki periode paling menegangkan di banding tahun-tahun sebelumnya, setelah bangsa Palestina memprotes kebijakan pengamanan otoritas Israel di situs suci di Haram al-Sharif.

Situs Haram al-Sharif mencakup masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rockatau Kubah Shakhrah.

Dome of the Rock jika diartikan secara harfiah adalah "Kubah Batu". Bangunan itu adalah tempat suci umat Yahudi dan Islam.

Selain itu, bangunan tersebut menjadi marka tanah utama yang terletak di tengah-tengah, di dalam tembok kompleks Haram al-Sharif.

Kompleks ini berada dalam tembok Kota Tua Jerusalem, sebelah timur.

Tempat itu memang kerap menjadi lokasi bentrokan antara warga Palestina dan polisi Israel, namun tembakan senjata api jarang terjadi di sana.

Eskalasi keamanan di tempat itu berawal saat terjadi penembakan terhadap dua polisi Israel, yang dilakukan tiga lelaki keturunan Arab di lokasi tersebut.

Ketiganya kemudian ditembak mati di pelataran Masjid Al-Aqsa, setelah sempat mencoba melarikan diri.

Rangkaian tindakan pengamanan pun diambil otoritas Israel menyusul insiden itu, yang kemudian memicu ketegangan dan protes bangsa Palestina.

Pemberitaan mengenai kondisi ini menjadi sorotan banyak media massa dunia, termasuk Al-Jazeera.

"Jaringan al-Jazeera terus memicu kekerasan di sekitar kawasan itu," ungkap Netanyahu yang menulis pernyataan di halaman Facebook-nya dalam bahasa Ibrani.

Namun, hingga berita ini ditayangkan belum ada tanggapan dari pihak Al-Jazeera.

"Saya telah beberapa kali berbicara dengan aparat penegak hukum yang menuntut untuk menutup kantor Al-Jazeera di Jerusalem," demikian ungkap Netanyahu yang dikutip AFP.

"Jika penutupan itu tidak terjadi karena penafsiran hukum, saya akan memberlakukan undang-undang untuk mengusir Al-Jazeera dari Israel," tegas dia.

Sebelum ini, Al-Jazeera juga menghadapi kecaman dari pemerintah di negara tetangganya Mesir pada tahun 2014.

Negara Arab itu memenjarakan tiga staf al-Jazeera selama tujuh tahun dan menutup kantor kantor jaringan media itu.

Dua staf kini telah dibebaskan, namun yang ketiga masih dipenjara.

Kompas.com
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :