INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Sama-sama Juara Dunia, Hurairah Tak Seberuntung Zohri

KantoMaya News, Banda Aceh - Firman, pelatih atlet Hapkido, Hurairah yang baru saja menjadi juara dunia dalam kejuaraan Hapkido di Korea Selatan minta anak didiknya diperhatikan layaknya Lalu Muhammad Zohri dari NTB usai menjuarai lari 100 meter di Finlandia, Juli lalu.

Meskipun pernah sama-sama mengalami insiden bendera, namun Zohri lebih mendapat perhatian.

Jika Lalu Muhammad Zohri saat pulang ke Indonesia disambut dengan penuh antusias. Bahkan Presiden RI Joko Widodo juga mengundangnya ke Istana. Beda halnya dengan Hurairah yang hanya dijemput oleh pelatih dan pengurus Hapkido Aceh saat mendarat di Bandara Internasional, Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Aceh Besar, Rabu 1 Agustus lalu.

Bahkan Nurhayati, ibu Hurairah merasa sedih setelah tahu anaknya hanya diantar oleh pengurus Hapkido ke rumahnya setelah mendarat di Aceh, kemarin.

Padahal, Nurhayati telah menyiapkan makanan untuk iringan tamu yang mengantar anaknya setelah menjadi juara dunia.

Menurut Firman, meskipun Hapkido belum terdaftar di KONI, namun Hurairah layak disandingkan dengan atlet lainnya yang juga sama-sama mengharumkan nama Indonesia di level internasional.

"Kalau Zohri lari 100 meter juara dunia, dia (Hurairah) lompat dia juara dunia. Jadi sangat cocok disandingkan dengan juara dunia yang lain," katanya.

Atlet asal Lamtanjong, Sibreh, Aceh Besar itu berhasil menyumbangkan dua medali emas untuk Indonesia dengan kategori lompat jauh dan lompat tinggi pada kejuaraan dunia yang digelar di Seoul, Korea Selatan, 28-29 Juli lalu.

Firman meminta pemerintah memperhatikan atlet berbakat seperti Hurairah, apalagi masa menjadi atlet sangat bergantung dengan usia.

Kata Firman, Hurairah harus diberikan pekerjaan yang layak agar dapat membantu keluarganya yang berlatar belakang keluarga tidak mampu. Ayah Hurairah, Harun berprofesi sebagai petani dan kuli panggul, sementara ibunya, Nurhayati hanya berprofesi sebagai penjual gorengan di taman Rusa.

"Kami tidak meminta bonus-bonus besar dalam arti kata semua orang butuh juga, karena atlet ini punya masa kalau ikut Porda umur 29 sudah tidak boleh lagi," ujar Firman.

"Kami minta satu pekerjaan yang layak buat dia, jadi bisa terbantu. Kalau bonus hanya sementara. Kalau dapat pekerjaan keluarga terbantu, latihan juga lebih fokus lagi," ujarnya lagi.

Sementara itu, Hurairah juga sempat meminjam uang kepada sanak saudaranya untuk berangkat Kejurnas Hapkido di Yogyakarta pada 2017 lalu.

Bahkan saat berangkat ke Kejuaraan dunia di Korea, Hurairah hanya dibantu oleh sejumlah intansi dan bantuan individual, dia tidak mendapatkan bantuan yang layak. Hal itu terhambat karena Hapkido belum menjadi warga KONI.

Pelatih dan Pengurus Hapkido Aceh terpaksa mencari bantuan ke berbagai intansi untuk memberangkatkan Hurairah ke kejuaraan dunia.

"Kita bingung dana dari mana sedangkan kita tidak belum masuk KONI. Namun Alhamdulillah KONI membantu, Bank Aceh, Ketua DPRK Sulaiman membantu, PDAM Tirta Mountala, Ketua Umum Hapkido Aceh Irwan Djohan, kemudian officialnya Sayed Ali Rafsanjani membantu," ujar Firman.

"Akhirnya dia berangkat ke Korea dan meraih hasil yang luar biasa," katanya lagi.

Semangat Hurairah untuk mengharumkan nama Indonesia sangat besar. Tanpa peralatan yang layak, Hurairah berlatih hanya dengan melompati susunan kotak mie instan.

"Kita latihan dengan ala kadar kami kumpulkan kotak Indomie sebanyak 10 buah kemudian kita susun.Kalau lompat jauh kita kumpulkan orang yang berpartisipasi dan dia bisa lewati 10 orang," ujar Firman.

Sehari-harinya atlet yang berumur 21 tahun itu hanya fokus latihan dan membantu ibunya berjualan. Hurairah mengaku tidak melanjutkan pendidikannya di bangku perkuliahan karena kekurangan biaya.

"Saya ingin kuliah di jurusan olahraga, tapi karena kekurangan biaya tidak sambung kuliah. Kalau sambung kuliah juga hanya akan membebankan ayah," ujar Hurairah.

Meskipun berlatar belakang keluarga yang tidak mampu, tidak menyurutkan langkah pria kelahiran 1997 itu untuk mengharumkan nama Indonesia di mata dunia

"Saya senang bisa mengharumkan nama Indonesia dengan bela diri ini," ujarnya.

Tahun 2020 mendatang kabarnya Hurairah juga akan mengikuti kejuaraan dunia Hapkido di Italia.

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :