INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Di Bekas Hotel Atjeh, Rencana Dibangun Hotel 10 Lantai, Tapi Gagal, Ini Sebabnya

KantoMaya News, Jakarta - Hotel Atjeh, salah satu hotel paling bersejarah di Indonesia, terletak di depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, dibongkar secara sengaja pada 1995. Selanjutnya di tempat itu rencananya dibangun hotel bintang lima dengan 10 lantai.

Ini disampaikan keluarga pewaris Hotel Atjeh, Lukman Hakim di Jakarta, Rabu (11/9/2019).

"Seingat saya dibongkar pada 1995. Selanjutnya oleh PT Alam Ujung Bate, akan dibangun hotel bintang lima dengan konsep religius sepuluh lantai," kata Lukman Hakim, yang kini menjabat salah seorang direktur di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Pusat.

Namun rencana tersebut tidak berhasil diwujudkan sampai sekarang. Lahan bekas Hotel Atjeh hanya tinggal tiang pancang yang dicat warna warni.

Mengenang riwayat panjang Hotel Atjeh, kalangan seniman, menggelar acara baca puisi di tiang pancang itu, bertajuk "Membaca Tangis Soekarno." Acara tersebut diselenggarakan secara spontan sebagai bagian merawat ingatan, diikuti sejumlah seniman, antara lain Fikar W Eda, D Keumalawati, LK Ara, Salman Yoga, Alm AA Manggeng, Dino Umahuk, Devie Matahari, Rahmad Sanjaya dan banyak lagi.

Perupa Aceh yang kini bermukim di Yogyakarta, Mahdi Abdullah, pernah memanfaatkan Hotel Atjeh sebagai tempat pameran lukisan pada 1990 dan 1995.

Lukman Hakim menjelaskan, gagalnya pembangunan kembali Hotel Atjeh karena pasifnya keseriusan para konsorsium serta lemahnya koordinasi. "Akibatnya lahan itu jadi terlantar," kata Lukman.

Pasca tsunami, di tempat berdirinya Hotel Atjeh terdapat sebuah prasasti, isinya tertulis dalam bahasa Aceh, Indonesia, dan Inggris, berbunyi "Bak tempat nyoe geupeudong Hotel Atjeh, teumpat singgahan Presiden Soekarno watee geusaweu Aceh lam buleuen Juni 1948. Di Hotel Aceh nyoe Presiden Soekarno sira geumoe geulakee bantuan rakyat Aceh beujeut geubri kapai teureubang guna keupeuntengan diplomasi Neugara Indonesia. Ban dua boh kapai teureubang nyan teuma geuboh nan Seulawah 01 ngon Seulawah 02".

(Di lokasi ini pernah bediri Hotel Aceh tempat Presiden Soekarno singgah dalam undangannya ke Aceh pada Juni 1948. Di hotel inilah Soekarno sambil menangis tatkala meminta rakyat Aceh untuk membantu membeli pesawat guna kepentingan diplomatik Indonesia. Kedua pesawat sumbangan rakyat Aceh kemudian diberi nama Seulawah 01 dan Seulawah 02).

Buku "ACEH dalam Perang Mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 1945-1949" yang ditulis Tgk AK Jakobi, diterbitkan PT Gramedia 1998, dinyatakan bahwa di hotel itulah Presiden pertama RI, Ir Soekarno menangis dan minta sumbangan rakyat Aceh untuk beli pesawat yang kelak diregistrasi sebagai Seulawah RI 001 dan menjadi cikal bakal Garuda Indonesia.

Pewaris Hotel Atjeh Lukman Hakim, minta Pemerintah Aceh melakukan penyelamatan riwayat Hotel Atjeh.

"Hotel Atjeh salah satu tempat paling bersejarah di negeri ini. Di sana Presiden Soekarno menginap dan bertemu Daud Beureueh berserta tokoh-tokoh Aceh baik dari kalangan pemerintahan maupun para saudagar. Presiden minta bantuan sumbangan rakyat Aceh untuk beli pesawat," kata Lukman Hakim.

serambinews.com
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :