INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Tradisi Meugang, Harga Daging di Aceh Mencapai Rp 170 per Kilogram

KantoMaya News -- Masyarakat Aceh tetap ramai merayakan tradisi meugang jelang Ramadhan di tengah wabah virus corona, mendatangi pasar-pasar untuk berbelanja daging dan kebutuhan memasak lainnya. Harga daging terpantau mahal dan berbeda di beberapa wilayah, berkisar sekitar Rp 150 ribu-Rp 200 ribu per kilogram.

Meugang adalah tradisi membeli dan memakan daging bersama keluarga, umumnya berlangsung selama 2 hari dan dirayakan 3 kali setahun, menjelang Ramadhan, jelang hari raya Idul Fitri dan jelang Idul Adha.

Di pasar daging dadakan kawasan Ulee Kareng, Banda Aceh, Kamis (23/4), pembeli terpantau lebih ramai dari hari pertama meugang, Rabu kemarin. “Hari ini sedikit lebih ramai,” kata Iskandar, salah seorang pedagang.

Harga daging di pasar Ulee Kareng dijual paling rendah Rp 160 ribu per kilogram, naik dari biasanya yang dijual pada kisaran Rp 120 ribu per kilogram. Di beberapa lokasi di Banda Aceh, seperti di Beurawe, harga daging dijual Rp 150 ribu per kilogram.

Pantauan acehkini di beberapa kabupaten/kota, harga daging di hari meugang juga dijual mahal. Di Tapak Tuan, Aceh Selatan, harga daging paling tinggi dijual Rp 200 ribu per kilogram. Sementara di kawasan Kabupaten Pidie, harga daging rata-rata dijual Rp 180 ribu per kilogram.

Di Kota Subulussalam, daging dijual pada harga Rp 160 ribu-Rp 170 ribu per kilogram. Sementara di pasar Matang Glumpang Dua, Kabupaten Bireuen, daging dijual rata-rata Rp 170 ribu per kilogram.

“Kalau daging kurang bagus (banyak lemak) dikasih lebih murah,” kata Suryadi, warga Bireuen.
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :