INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Ratusan Eks Pasukan GAM Rayakan HUT GAM ke 38

Hari Jadi GAM ke 38

Banda Aceh - Ratusan mantan pasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) memperingati hari jadi ke 38 tahun, dengan melakukan doa bersama di kediaman Wali Nanggroe, di Kawasan Lamteumen Timur, Banda Aceh. 


Walau sudah dibubarkan sejak ditandatanganinya perjanjian damai RI-GAM di Helsinki tahun 2005 lalu, upacara peringatan hari jadi organisasi yang kini berganti nama menjadi organisasi Komite Peralihan Aceh (KPA) ini masih terus dilakukan setiap tahunnya. 



Selain doa bersama dengan para ulama, prosesi milad juga dilakukan dengan memberi sumbangan kepada puluhan anak yatim dan penyandang disabilitas.



Gubernur Aceh Zaini Abdullah, sejumlah pejabat, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) hadir. Namun tak tampak Muzakkir Manaf yang kini menjabat sebagai Ketua KPA. Wali Nanggroe Aceh yang juga mantan Perdana Menteri GAM, Malik Mahmud pun tak terlihat dalam kegiatan tersebut. 



Dalam sambutannya Zaini Abdullah mengatakan, 4 Desember adalah hari bersejarah bagi Aceh, karena bertepatan dengan pendeklarasian perjuangan GAM oleh mendiang Hasan Muhammad di Tiro. 



Meski sudah damai, menurut dia, perjuangan Aceh belum selesai. "Masih banyak anak yatim, fakir miskin, janda-janda korban konflik dan tsunami yang masih butuh perhatian kita," kata mantan Menteri Luar Negeri GAM itu, Kamis (4/12/2014).



Zaini mengatakan, lahirnya kesepakatan damai (MoU) di Helsinki, Finlandia pada 15 Agustus 2005, merupakan babak baru dalam pembangunan Aceh. Dia mengajak seluruh unsur termasuk mantan GAM untuk sama-sama berjuang demi kesejahteraan rakyat Aceh. 



Salah satu perjuangan Aceh saat ini, kata dia, adalah menuntut hak Aceh sebagai turunan MoU Helsinki dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh lewat pengesahan sejumlah Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Peraturan Presiden.



Menurut dia, Pemerintah Pusat telah menunjukkan komitmennya dan berjanji menuntaskan segala regulasi itu akhir tahun ini. "Kita patut bersyukur," ujar dia. 



Sementara, Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), organisasi tempat bernaungnya mantan GAM, Kamaruddin Abubakar mengingatkan, rakyat Aceh agar tak melupakan milad GAM. Sebab, dengan adanya perjuangan itu, maka lahirlah MoU Helsinki dan UU Pemerintahan Aceh. 



Hasan Tiro mendeklarasikan Aceh Merdeka 4 Desember 1976 di Gunung Halimun, Pidie. Sejak itu ia menyatakan perlawanannya kepada pusat yang dinilai tak adil terhadap Aceh. Hasan Tiro ingin Aceh merdeka sebagai sebuah negara berdaulat, layaknya Kerajaan Aceh masa lalu. 



Dia ikut membentuk kabinet kenegaraan. Sejak mendeklarasikan Aceh Merdeka, Hasan Tiro menjadi buronan nomor wahid militer Indonesia. Bersama pengikutnya ia bergerilya dari hutan ke hutan, sebelum kabur ke Malaysia, Amerika hingga terakhir mengasingkan diri di Swedia selama 30 tahun.

sumber : kompas.com
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :