INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

[Foto] Museum Giok Aceh Abu Usman Top Idocrase Pertama di Dunia


KantoMaya News - Sebagaimana kita tahu, hampir setahun terakhir demam giok sangat hebat melanda Aceh. Terutama setelah semakin banyak varian batu alam langka yang ditemukan di sejumlah tempat di Aceh, terutama di Nagan Raya, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Pidie, Aceh Besar, dan Aceh Tengah. Seiring dengan itu, semakin banyak pula warga Aceh yang terlibat dalam bisnis batu mulia ini. Jumlahnya kini sekitar 18.000 orang. Mereka juga aktif dalam kontes dan festival batu alam yang digelar di luar Aceh.


Even-even itu pula yang membuat nama batu giok Aceh kian melambung di tingkat nasional. Terutama karena giok jenis idocrase koleksi Abu Usman mampu meraih lima kejuaraan sekaligus dalam kontes giok nasional yang dilaksanakan di Jakarta tahun lalu. Akhir Januari lalu pun, saat Medan Gemstone Fair dilaksanakan di Grand Palladium Mall Medan, Sumatera Utara, kontestan asal Aceh berhasil meraih delapan kejuaraan sekaligus. Semua ini makin menunjukkan bahwa kualitas dan keaslian gemstone Aceh saat ini berada pada posisi teratas. Belum lagi giok jenis nefrit asal Aceh yang kini menempati peringkat pertama dunia, setelah giok jenis yang sama di Myanmar habis stoknya.



Museum Giok Aceh Abu Usman Top Idocrase

Jalan Khairil Anwar Nomor 15-17 
Peunayong Banda Aceh

Museum ini terletak di gedung lima lantai. Lantai satu terdapat gallery, dua hingga empat tersedia ruang pamer berbagai jenis batu. Sedang lantai atasnya aula serta kantor museum. Di ruang pamer, pengunjung bisa melihat berton-ton bahan mentah dan ribuan butir bahan jadi batu alam Aceh beragam jenis, antara lain naphrite jade hijau, hitam, putih, idocrase solar, lumut, neon, dan akik sulaiman. Setiap batu memiliki keterangan mengenai asal, kandungan mineral, dan tingkat kekerasan. Batu-batu tersebut dari delapan kabupaten dan kota di Aceh. Ke depan, museum akan melengkapi koleksi batu di sini dari semua wilayah Aceh.

Berada di antara deretan pertokoan di Jalan Khairil Anwar, Peunayong, Banda Aceh, bangunan itu terlihat lebih menonjol dari pertokoan lain di sekelilingnya. Didominasi dinding kaca dan bingkai kelilng warna hijau, di puncaknya ada tulisan "Museum Giok Aceh Abu Usman Top Idocrase." Inilah pertokoan dua pintu yang disulap menjadi Museum Giok Aceh oleh Abu Usman, pengusaha batu mulia sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Batu Aceh (APBA). Dari luar, gedung yang tampaknya baru direnovasi ini terlihat biasa saja. Tapi cobalah masuk ke dalam bangunan lima lantai itu. Anda akan menemukan nuansa berbeda. Interior dalamnya terlihat didesain dengan penataan interior yang menampilkan kesan mewah. Sebuah lift disediakan untuk membawa pengunjung hingga ke lantai lima. Jika ingin naik lewat tangga, juga tersedia.



Wakil Gubernur Aceh H Muzakir Manaf, melantik Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pengusaha Batu Aceh (DPP-APBA). Pada kesempatan itu, Wagub juga sekaligus meresmikan Museum Giok Abu Usman, yang berada di Jalan Khairil Anwar No 15 Peunayong, Banda Aceh.


Adapun pengurus APBA yang dilantik adalah Ketua Umum Ir Muhammad Usman (Abu Usman), Sekretaris Jenderal Zulfikar SE, Ak dan Bendahara Adhi S Majid.



Dalam sambutannya, Wagub berharap, komunitas APBA dan keberadaan museum tersebut dapat meningkatkan kreativitas rakyat Aceh pada seni batu lokal. Sehingga seni batu tidak hanya menjadi ciri khas daerah, tapi juga menjadi sumber ekonomi dan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Kalau dulu karya seni ini hanya sebatas hobi, kini berkembang menjadi sumber ekonomi baru, juga menjadi sumber mata pencarian masyarakat, Wagub sangat apresiatif dan mendukung terbentuknya komunitas APBA, karena menurutnya, ini memudahkan langkah dalam mempromosikan batu Aceh ke tingkat dunia. Komunitas ini perlu kita dukung bersama dan diharapkan bisa mempopulerkan batu Aceh ke tingkat dunia.



Muhammad Usman yang terkenal dengan Abu Usman. Lelaki kelahiran 1964 ini sudah lama tertarik pada batu alam. Beliau tertarik batu dan mulai mengumpulkannya sejak tahun 1983, semasa SMA. 


Perlahan batu koleksinya semakin banyak, sampai giok mulai mewabah di Aceh dan Indonesia awal 2014 lalu. Abu Usman sempat mengikuti kontes batu di Pameran Indonesian Gemstone pada September 2014 lalu dan berhasil meraih beberapa penghargaan. Pada tahun 2013, batu-batu koleksinya juga meraih juara satu. 

Menurut Abu Usman, batu Idocrase Aceh adalah yang berkualitas terbaik di dunia. Dengan semangat itulah, dia mulai menggagas museum dan berhasil merealisasikannya pada Februari 2015. Beberapa rekan pengusaha batu alam ikut membatunya. Jadilah Museum Giok Aceh sebagai yang pertama di Indonesia. "Semua koleksi saya ada di sana, bahan-bahan batu yang pernah membuat saya juara di Jakarta, ada di museum."

Museum didirikan agar semua orang tahu tentang batu Aceh yang mempunyai kualitas dunia. Pada akhirnya akan membuat Aceh terkenal dan dikunjungi wisatawan. Bahwa Aceh punya daya tarik lainnya. Selain itu juga sebagai wadah belajar bagi generasi penerus. 

Saat peresmian Museum Giok Aceh misalnya, Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf, Pangdam Iskandar Muda Mayjen Agus Kriswanto, Kapolda Aceh Irjen Husein Hamidi, dan sejumlah pecinta batu alam lainnya terlihat bangga menampilkan cincin-cincin giok di tangannya.


Gallery Museum Giok Aceh







sumber : kaskus.co.id





Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :