SINGAPURA - Harga minyak mentah turun di awal perdagangan Asia karena ekonomi Jepang mengalami kontraksi buah penurunan ekspor dan belanja konsumen. Hal ini menambah kekhawatiran bahwa salah satu ekonomi terbesar di Asia tersebut akan mulai melambat.

Ekonomi Jepang, terbesar kedua di Asia dan nomor tiga di dunia, menyusut pada kecepatan tahunan 1,6 persen pada April-Juni, karena ekspor merosot dan konsumen mengurangi pengeluaran.

Perlambatan ekonomi terbesar di Asia, China, dan dampaknya terhadap wilayah tersebut juga telah meningkatkan kemungkinan bahwa setiap rebound minyak mentah dalam periode Juli-September tidak akan terlalu besar.

Di sisi lain, OPEC diperkirakan akan meningkatkan produksi minyak mentah menjadi 33 juta barel per hari, karena sanksi internasional terhadap Iran dihapus.

"Oman, produsen di Timur Tengah terbesar non-OPEC minyak, juga meningkatkan produksinya. Oman memompa 1 juta barel per hari pada Juli, meningkat 0,5 persen dari tingkat output harian Juni," jelas ANZ Bank dalam sebuah risetnya seperti dilansir dari Reuters, Senin (17/8/2015).

Minyak mentah AS turun 43 sen dan diperdagangkan pada USD42,07 per barel, di bawah posisi terendah lebih dari enam tahunan. Sedangkan Brent berjangka, turun 50 sen menjadi USD48,69 per barel. Adapun level terendah Brent, berada di USD45,19 per barel.

Sumber : okezone.com