INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Meraup Untung Dari Kerajinan Flanel


Ponorogo – Guntingan kain, jarum, benang, dan aneka pernak-pernik berserakan. Sesekali, mengecek pesan pribadi di Facebook atau BBM melalui smartphone, memantau bisnis online yang terus berjalan demi kelangsungan hidup keluarga. Ada yang memesan, nun jauh di pulau seberang tak membuat komunitas ini berkecil hati. Asal ada koneksi internet membuat komunikasi antara penjual online dan pelanggan di manapun berada akan tetap dapat dijalin. Kemudahan komunikasi adalah kunci utama pemacu kreatifitas para Ibu yang berwirausaha (MomPreneur) untuk terus berkarya walaupun hanya berada di dalam rumah.
Sudah menjadi suatu kelaziman di era modern sekarang ini, bukan hanya pebisnis berskala besar dengan banyak karyawan di dalamnya yang bisa memanfaatkan teknologi informasi dan internet. Para ibu kreatif yang menekuni usaha kerajinan flanel juga memanfaatkan teknologi tersebut untuk menunjang usaha rumahan yang mereka bangun. Dahulu, untuk menjual karya yang mereka buat, mereka harus menawarkan ke sana kemari melalui tatap muka dengan calon pembeli (jalur offline). Namun kini, dengan modal sebuah smartphone saja, mereka dapat dengan mudah mempromosikan usaha mereka dan menarik pelanggan melalui toko online. Toko online-pun sederhana saja, seperti menggunakan jejaring sosial. Para MomPreneur ini pun mengunggah foto-foto hasil karyanya, menawarkan ke konsumen dan menerima order.
Salah satu komunitas yang memanfaatkan teknologi internet yaitu Komunitas Flanel Indonesia (KFI), sebuah komunitas yang menjadi wadah untuk menampung ribuan crafter (perajin) flanel yang ada di seluruh Indonesia. Komunitas ini didirikan oleh Aden Kasep dan Umi Anis di Cilegon, Banten. Berkembangnya perajin kain flanel yang bisa menyulap lembaran kain flanel menjadi berbagai souvenir dan aksesoris cantik.
KFI mengakomodir pecinta kreasi flanel dari seluruh Indonesia, baik itu perajin, pelatih/instruktur, penghobi, supplier bahan baku, atau siapa saja yang menyukai kerajinan berbahan dasar flanel. Melalui grup tertutup di jejaring sosial media seperti Facebook, rasanya tidak sulit untuk mengumpulkan para MomPreneur yang aktif berkarya dan menjual karyanya melalui akun jejaing sosial mereka. Hingga kini, tercatat ada sekitar 5000-an lebih anggota KFI, meskipun tidak 100% aktif.

Kegiatan KFI

Aktivitas para MomPreneur di komunitas ini antara lain promosi produk, mengunggah foto kreasi untuk dikomentari oleh sesama anggota KFI, berbagi inspirasi, tempat bertanya seputar kreasi flanel, konsultasi, bahkan curhat tentang suka duka menjadi pebisnis online shop. Para anggota yang aktif saling men-support satu sama lain sehingga bisnis flanel yang ditekuni oleh para ibu di rumah bukan lagi bisnis yang bisa dipandang sebelah mata.
Ada yang awalnya hanya coba-coba membuat karya dengan membeli tutorial atau mengunduh pola-pola kreasi gratis dari internet. Kemudian hasil tersebut ditawarkan kepada pembeli. Ternyata, hasil kreasi itu laku dijual sehingga menimbulkan rasa percaya diri bagi para crafter flanel pemula. Bisnis itu pun berlanjut, dan kreativitas tidak lagi bisa dibendung meskipun mereka hanya megerjakannya di rumah. MomPreneur semakin berdaya ketika mereka tidak perlu capek-capek menawarkan produk kepada pembeli, melainkan pembeli yang mengejar-ngejar mereka hanya dengan memajang foto kreasi di Facebook dan berpromosi di grup-grup jual beli seperti KFI.
Ekonomi kreatif kini tengah menyebar hingga ke rumah-rumah. Kerajinan flanel bukan hanya menjadi ajang menyalurkan kreativitas atau sekedar hobi saja. Para ibu kreatif ini juga secara terampil mengubahnya menjadi peluang bisnis atau Home Industry. Ada yang mengerjakannya sendiri sebagai high quality handmade craft, ada pula yang membuatnya secara massal dengan merekrut tenaga pengrajin di sekitar rumah mereka.

Bagi pelaku usaha flanel dan anggota Komunitas Flanel Indonesia, memulai usaha hanya semudah klik di internet. Tidak butuh sesuatu yang rumit, mereka memulainya secara sederhana. Semuanya dimulai dari dalam rumah. Kreativitas yang terus tumbuh dan berkembang, didukung fasilitas dan kemudahan untuk menjalankan usaha di rumah.Roda perekonomian terus berputar berkat tangan-tangan kreatif para ibu perajin kreasi flanel. Hasilnya pun tak disangka, omset per bulan dari penjualan online saja, bisa berkisar ratusan hingga jutaan rupiah. Sebagai contoh, Aden Kasep bersama istrinya Umi Anis, pendiri KFI yang juga pemilik Rumah Keasi Adenis ini mengaku pernah membukukan setidaknya Rp25.000.000,- dari hasil kreasi flanel, penjualan bahan baku, dan menjadi instruktur pelatihan. Sungguh bisnis yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Melalui keterampilan tangan, ibu-ibu perajin flanel yang tergabung dalam Komunitas Flanel Indonesia ini dapat memperbaiki perekonomian keluarganya, bahkan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi lingkungan sekitarnya.
Apresiasi terhadap karya flanel di Indonesia masih amat rendah. Hal itu dibuktikan dengan harga jual kreasi yang masih harus bersaing ketat dengan produk souvenir dan aksesoris pabrikan dari China. Walaupun pengerjaannya terbilang sederhana, tanpa mesin dan hanya mengandalkan kreativitas tangan, justru itulah yang seharusnya menjadi daya tarik bagi konsumen produk flanel. Apalagi, mereka yang menjual dengan sistem pre order dan customize (dapat memesan sesuai desain dari pelanggan), tentunya harga yang ditawarkan harus sepadan dengan jerih payah para crafter flanel saat membuatnya.

Sumber :  IndonesiaKreatif.net

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :