INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Nasir Ibrahim: Pengelolaan Dana Otsus Harus Inovatif

BANDA ACEH – Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah, Nasir Ibrahim, SE. M.Si, mengatakan Pemerintah Aceh harus mengkaji kembali pengelolaan dana otonomi khusus dengan membuat formula yang lebih inovatif.

“Penggunaan dana tersebut harus digunakan untuk membangun infrastruktur yang memiliki “value added”di berbagai bidang sesuai dengan amanat UU-PA,” ujarnya kepada portalsatu. com, Banda Aceh, 10 Agustus 2015.

Menurutnya, hal ini perlu segera dilakukan karena realisasi dana Otsus selama 7 tahun terakhir dan tahun ini sudah memasuki tahun ke-8, tapi belum memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Aceh.

“Saya khawatir jika pengelolaan dana otonomi khusus yang hanya tersisa 12 tahun lagi hingga tahun 2027 tidak dikelola secara profesional, maka dapat dipastikan kucuran dana 2% dari DAU nasional tersebut tidak akan pernah dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujar Nasir Ibrahim, yang juga mahasiswa Program Doktor Ilmu Ekonomi Unsyiah.

Ia juga mengingatkan kepada semua pihak bahwa dana otsus Aceh buka hadiah, tapi diperoleh melalui darah rakyat Aceh. Karena itu, Otsus harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar dapat menggerakkan roda ekonomi rakyat.

“Saya yakin, jika rakyat sejahtera, tidak akan ada lagi kasus-kasus kekerasan bersenjata di Aceh yang membuat ciut nyali para investor untuk berinvestasi di Aceh dan “nanggroe” pun akan aman,” ujarnya lagi.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, pada semester ganjil lalu, nilai rata-rata pertumbuhan ekonomi Sumatera dengan migas hanya 3,20 persen atau berada di bawah rata-rata nasional dan Aceh menempati urutan paling rendah.

Komponen yang pertumbuhannya menurun adalah sektor pertambangan, industri pengolahan, konstruksi, dan jasa keuangan.

BPS merilis pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan II 2015 lalu juga tumbuh 2,29 persen dengan migas dan 2,67 persen tanpa migas, dibanding triwulan sebelumnya.

Salah satunya dipicu oleh melejitnya serapan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) 2015 yang pada triwulan II mencapai 22,19 persen, sedangkan di triwulan I hanya 3,17 persen.

Sementara itu, nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun ini mencapai Rp33,07 triliun, sedangkan PDRB tanpa migas Rp31,65 triliun. Pengeluaran PDRB masih didominasi konsumsi pemerintah dan rumah tangga.

Sumber : Portalsatu. com

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :