INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Rupiah Tembus Rp 14.800 Per Dollar AS, PDI-P Bela Jokowi dan Salahkan BI

Rupiah Tembus Rp 14.800 Per Dollar AS, PDI-P Bela Jokowi dan Salahkan BI
KantoMaya News, JAKARTA — Fraksi PDI Perjuangan menolak jika Presiden Joko Widodo disalahkan atas terus melemahnya rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Pada awal perdagangan di pasar spot, Selasa (29/9/2015) pagi ini, rupiah menembus angka 14.800 sehingga menyentuh level terendah setelah krisis tahun 1998 silam.

"Bank Indonesia-lah yang seharusnya menjaga stabilitas nilai tukar. BI harusnya cepat berkoordinasi dengan pemerintah. Tanggung jawab sepenuhnya ada di BI," kata Olly, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/9/2015).

Olly mengatakan, Presiden Jokowi dan jajarannya sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi pelemahan ekonomi dari dampak ekonomi global. Salah satunya adalah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang di antaranya dapat mempermudah berbagai prosedur bagi pengusaha yang akan menanamkan investasi.

"Contohnya, kalau dulu mau bangun rumah sakit, banyak sekali izinnya. Itu sekarang dipermudah. Mau investasi listrik, syaratnya juga sekarang dipermudah," kata anggota Komisi XI DPR ini.

Namun, dia melanjutkan, upaya pemerintah itu tidak akan berdampak secara langsung terhadap nilai tukar. BI, sebagai lembaga yang mengatur kebijakan moneter, seharusnya bisa membuat nilai tukar rupiah kembali membaik.

Akan tetapi, sejauh ini, Olly menilai, upaya dari Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar rupiah belum maksimal. Bendahara Umum DPP PDI-P ini pun mendesak BI untuk segera melakukan intervensi dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat membangkitkan rupiah.

"SDM di BI kan lengkap. Pak Agus Martowardojo sebagai Gubernur BI juga saya rasa bisa melihat ini secara obyektif. Dia kan sudah pengalaman sebagai bankir dan Menkeu. Ini harus dikonsolidasikan dengan baik," kata dia.

Berdasarkan data Bloomberg, pukul 09.00 WIB, mata uang garuda merosot ke posisi Rp 14.811 per dollar AS, lebih rendah dibandingkan penutupan sebelumnya pada level 14.674. Tercatat, pada tanggal 17 Juni 1998, rupiah pernah berada di puncak rekor terlemah, yakni di posisi Rp 16.650 per dollar AS.

Senin kemarin, meski sempat melorot hingga mendekati level 14.800, rupiah berhasil menguat 0,12 persen menjadi Rp 14.674. Sementara itu, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia melemah 0,04 persen ke level 14.696.

Sumber : KOMPAS.com
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :