INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Waspadai 29 Aliran Kepercayaan di Aceh

Waspadai 29 Aliran Kepercayaan di Aceh
KantoMaya News, BANDA ACEH - Selain Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang telah ditetapkan sebagai aliran sesat dan menyesatkan, terdapat 29 aliran lain yang perlu diwaspadai di Aceh. Dari jumlah tersebut, 16 aliran/ajaran dinyatakan sesat dan menyesatkan oleh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh. Selebihnya ada yang diduga sesat, dilarang, bertentangan dengan ajaran Islam, serta ada juga yang tidak terbukti sesat.

Penjelasan itu disampaikan Wakil Ketua MPU Aceh Tgk H Faisal Ali, Kamis (4/2), saat dikonfirmasi terkait liputan eksklusif harian ini kemarin dengan judul ‘Gafatar Masih Bermain di Aceh’.

Tgk Faisal Ali menjelaskan, lembaga perkumpulan ulama yakni MUI maupun MPU Aceh telah merilis daftar aliran mencurigakan di Aceh sejak 1978. Data yang dikumpulkan hingga tahun 2015 menyatakan bahwa ada 29 ajaran yang perlu diwaspadai, meskipun sebagian tak terlihat lagi gerakannya. Daftar ajaran yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Aceh ini ditetapkan secara resmi melalui rapat-rapat komisi maupun rapat Fatwa MPU Aceh.

“Awalnya ajaran-ajaran mencurigakan ini terdeteksi dari laporan masyarakat, lalu kita menurunkan tim peneliti. Setelah dikaji kebanyakan dinyatakan sesat dan menyesatkan, dan ada yang sedang diteliti atau diduga sesat, sehingga harus dikaji lagi secara mendalam. Satu ajaran di antaranya dinyatakan boleh diteruskan karena tak terbukti sesat. Jadi, yang sedang diteliti atau dikaji itu belum dapat divonis sesat-menyesatkan, bisa saja tidak sesat, bisa sesat, atau tidak sesat tapi dilarang,” katanya.

Dijelaskan, ajaran yang ditetapkan MPU Aceh dalam daftar aliran kepercayaan di Aceh ini terdiri atas berbagai kategori. Dari 30 daftar yang ada, terdapat 16 kategori sesat dan menyesatkan, satu merusak kerukunan umat beragama, dan satu menyimpang dari ajaran Islam.

Kemudian ada satu ajaran dengan kategori bertentangan dengan ajaran Islam, satu kategori harus ditutup, dan enam ajaran diduga sesat

Ditambahkan, untuk aliran yang sesat-dan menyesatkan, sebagian tak ada lagi pergerakannya di Aceh. Pasalnya, sejak berpuluh tahun lalu sudah ditetapkan sebagai ajaran sesat dan dilarang.

Namun demikian ia berpesan, apa pun nama aliran sesat dan diduga sesat ini harus tetap diwaspadai karena bisa saja muncul suatu waktu secara diam-diam dan sistematis. Sementara untuk kategori diduga sesat, sebagian merupakan pecahan dari ajaran tertentu (sempalan). Ajaran ini akan terus diteliti oleh tim MPU Aceh.

“Kita terus memantau pergerakan ajaran yang diduga sesat ini. Kita menurunkan tim rahasia sehingga belum bisa saya sampaikan kapan akan ditetapkan apakah sesat atau tidak. Bisa saja nanti disebut sesat atau justru tak terindikasi, kita akan terus pantau. Kita mengimbau kepada msyarakat agar aktif menyampaikan kepada MPU di seluruh Aceh jika melihat ada ajaran yang mencurigakan,” katanya.

Dari Bireuen dilaporkan, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Bireuen, Drs Maiyusri memastikan bahwa hingga kemarin berdasarkan hasil laporan para penyuluh maupun Kantor Urusan Agama (KUA) tidak ada kegiatan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Bireuen, walaupun ada tiga warga Bireuen yang bergabung dengan kelompok itu.

Hal itu disampaikan Maiyusri kepada Serambi kemarin berkaitan ada tiga warga Bireuen sedang berada di Boyolali, Jawa Tengah, bergabung dengan kelompok tersebut.

Maiyusri menduga, mereka yang dari Bireuen dan bergabung dengan Gafatar sebelumnya pernah bergabung dengan kelompok Millata Abraham yang pernah muncul di Bireuen tahun 2010. “Waktu itu kasus Millata Abraham muncul di Peusangan dan akhirnya ditangani aparat penegak hukum bersama MPU dan unsur muspida, sehingga kelompok tersebut bubar,” kata Maiyusri.

Jajaran Kankemenag Bireuen terus memantau melalui para penyuluh di desa-desa terhadap ada tidaknya kelompok yang diduga menyimpang dari syariat Islam itu. Laporan terakhir di Bireuen tidak ada kelompok Gafatar walaupun ada warga Bireuen yang bergabung dengan kelompok tersebut. “Mereka mungkin sudah lama meninggalkan Bireuen. Alamatnya sudah tidak jelas lagi dan dinformasikan mereka sekarang berada di Boyolali,” kata Maiyusri.

Kankemenag Bireuen mengingatkan kembali masyarakat untuk terus memantau perkembangan di desa masing-masing. Apabila ada kelompok yang mencurigakan segera beri tahu penyuluh agama, jangan mengambil tindakan main hakim sendiri.

“Bila ada yang diduga kelompok menyimpang segera laporkan dan akan diteliti serta dipelajari. Apabila mereka benar menyimpang maka akan dibahas bersama MPU apakah menyimpang atau tidak,” ujarnya.

Catatan Serambi, kelompok Millata Abraham muncul di Peusangan pada awal Oktober 2010. Masyarakat kemudian melakukan aksi. Para anggota Millata kemudian dijemput warga dan diamankan ke Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Cot Gapu, Bireuen. Kisruh ini akhirnya diselesaikan dengan melibatkan MPU dan aparat penegak hukum.

SerambiIndonesia

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :