INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Juventus berpeluang mencetak rekor baru

Kapten Juventus Leonardo Bonucci merayakan kesuksesan ke final Piala Italia bersama kiper Norberto Neto, Kamis WIB (3/3/2016)
KantoMaya News -- Juventus adalah penguasa gelar juara di persepakbolaan Italia. Di kompetisi liga Serie A, Juve juara 31 kali. Sementara di ajang Piala Italia (Coppa Italia), La Vecchia Signora 10 kali juara dari 16 kali masuk final.

Kamis dini hari WIB (3/3), Juve melaju ke final setelah menuntaskan perlawanan tuan rumah Inter Milan melalui adu penalti 5-3 (0-3; 0-0; 3-3) pada leg kedua semifinal. Di final pada 21 Mei nanti, Juve akan menantang AC Milan yang lolos ke partai puncak lagi setelah absen selama 13 tahun.

Inter sukses memaksa Juve hingga babak adu penalti setelah mampu mengejar defisit tiga gol dari pertemuan pertama di Torino. Dua gol Marcelo Brozovic, salah satunya via titik penalti, dan gol Ivan Perisic membuat skor agregat menjadi 3-3 --satu hal yang tak pernah diprediksi bakal terjadi.

Namun Inter gagal melanjutkan kinerja apiknya saat memasuki babak adu penalti. Ketajaman skuat Roberto Mancini menguap pada babak yang kerap disebut tos-tosan di Indonesia.

Inter menurunkan Brozovic, Rodrigo Palacio, pemain belia Rey Manaj, dan Yuto Nagatomo. Manaj (19), pemain asal Albania, adalah satu-satunya algojo yang gagal menundukkan Neto di bawah mistar gawang Juve.

Sementara seluruh algojo Juve sukses menundukkan kiper Juan Pablo Carizzo yang mengawal gawang Inter. Andrea Barzagli, Simone Zazam Alvaro Morata, Paul Pogba, dan kapten Leonardo Bonucci memastikan tiket final untuk Juve.

Mancini mengaku sedih melihat kekalahan ini lantaran para pemainnya telah berjuang maksimal hingga mampu mengejar defisit gol. "Para pemain saya hebat karena berhasil menyamakan skor agregat. Tapi saya sedih lantaran para pemain saya pantas ke final," ujar eks manajer Manchester City ini dikutip The Guardian.

Sementara presiden Inter Erick Thohir tidak menunjukkan kekecewaan. Pengusaha asal Indonesia ini justru memuji penampilan para pemainnya.

"Inilah Inter yang sesuai keinginan saya. Mereka mau berjuang, tampil dengan karakter kuat dan mengenakan kostum I Nerazzurri dengan bangga. Selamat anak-anak, tetaplah bermain seperti itu. Saya bangga pada kalian," ujar Erick kepada laman resmi Inter (h/t Football Italia).

Di sisi Juventus, Bonucci tak terkesan pada permainan timnya dan menilai lolos ke final berkat dewi fortuna. Pemain berusia 28 ini menilai permainan Juve di Giuseppe Meazza tadi adalah yang terburuk sejak hijrah dari Bari pada 2010.

Juve yang menurunkan skuat agak lemah, termasuk seperti biasa di ajang Piala Italia dengan mengistirahatkan kiper Gianluigi Buffon, memang tampil buruk sehingga bisa dimanfaatkan Inter untuk mengejar ketinggalan gol agregat.

Bahkan untuk pertama kalinya pada musim ini, Juve tak mampu melepas satupun tembakan ke gawang lawan pada babak pertama. Kemudian tiga gol yang bersarang di gawang Neto adalah yang pertama sejak menyerah pada Barcelona pada final Liga Champions 2014-15.

"Kami mengambil pendekatan yang salah, segalanya salah, dan memudahkan Inter. Kami beruntung bisa melaju hingga ke babak penalti yang merupakan babak untung-untungan," kata Bonucci kepada Rai Sport.

Apapun, Juve untuk pertama kali berhasil maju ke final Piala Italia dua kali beruntun sejak 1958-59 dan 1959-60. Sang juara bertahan juga berpeluang mencatat rekor baru.

Sejauh ini belum ada satupun klub yang mampu menjuarai gelar ganda (Serie A dan Piala Italia) dua kali beruntun. Juve, sang juara bertahan Serie A dan sementara ini masih memimpin klasemen sementara, bisa berjuang mewujudkan itu.


Beritagar.id
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :