INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Kesebelasan Sevilla memang raja Liga Europa

Kesebelasan Sevilla memang raja Liga Europa
KantoMaya News -- Untuk kelima kali Sevilla mengangkat piala Liga Europa. Bahkan piala terbaru, Kamis dini hari WIB (19/5/2016), adalah gelar Liga Europa ketiga secara beruntun.

Artinya, Sevilla mengikuti langkah Bayern Muenchen yang pernah merengkuh trofi antarklub Eropa tiga kali beruntun pada kurun 1974-76. Tapi urusan jumlah trofi Liga Europa (termasuk format lama Piala UEFA) yang diamankan Sevilla belum pernah dilakukan klub lain di Eropa.

Bukan hanya Sevilla yang mencatat rekor. Sang arsitek tim, Unai Emery, adalah pelatih pertama yang memenangi piala kejuaraan Eropa tiga kali beruntun. Prestasi gemilang itu membuat Emery berada di posisi teratas untuk direkrut klub-klub besar Eropa; satu di antaranya Arsenal.

"Saya akan tetap di Sevilla, tapi saya tahu bagaimana (bisnis) sepak bola berjalan. Saya tak tahu apa yang akan terjadi," kata pelatih berusia 44 ini dalam jumpa pers yang dilansir Sky Sports.

Sevilla menjadi juara dengan menundukkan Liverpool 3-1 di St Jacob Park, Basel, Swiss. Tertinggal oleh gol Daniel Sturridge pada babak pertama, Sevilla bangkit pada babak kedua.

Mereka memukul Liverpool lewat satu gol penyerang Kevin Gameiro dan dua gol kapten Coke yang sekaligus menjadi pemain terbaik laga ini (man of the match). Tiga gol itu dihasilkan dari hanya empat tembakan pas target pada babak kedua.

Keberhasilan ini mengantar Sevilla ke Liga Champions lagi meski hanya menempati posisi tujuh di kompetisi domestik La Liga. Sevilla akan bermain mulai babak playoff musim depan dan bisa membuat Spanyol punya lima wakil lagi di babak utama (grup) seperti musim lalu.
Unai Emery, pelatih pertama yang mampu meraih trofi Eropa tiga kali beruntun © Laurent Gillieron /EPA
Sevilla sebenarnya mendapat tekanan hebat dari Liverpool pada babak pertama. Bahkan Sturridge mampu melepas tiga tendangan lebih banyak dari Sevilla pada babak pertama.

Karena tekanan tinggi Liverpool itu, Sevilla berusaha memainkan bola jauh. Ironisnya Liverpool kesulitan mengantisipasi perubahan taktik Emery pada babak kedua.

Emery mengatakan dengan permainan sebagus Liverpool di babak pertama, semestinya Sevilla tak mampu juara. Namun titik balik bagi Sevilla terjadi setelah Gameiro mencetak gol balasan --gol ketujuh pemain asal Prancis ini dalam enam partai beruntun di Liga Europa.

"Kami mulai percaya diri setelah gol pertama (Gameiro). Pada masa istirahat, kami memang membenahi kepercayaan diri dan setelah itu tim tak gentar lagi," kata eks pelatih Valencia itu yang menyebut Liga Europa adalah kompetisi milik Sevilla.

Juergen Klopp, pelatih Liverpool, merujuk dua hal di balik kekalahan kesebelasannya; keputusan wasit dan konsistensi permainan. Klopp mengklaim ada tiga insiden handball di kotak penalti Sevilla namun tidak digubris wasit Jonas Eriksson.

Wasit asal Swedia itu menganulir keputusan hakim garis yang menyatakan Coke offside ketika mencetak gol ketiga Sevilla pada menit 70. Artinya, menurut Klopp, timnya sedang dijauhi dewi keberutungan.

Dalam jumpa pers, yang dikutip laman resmi UEFA, pelatih asal Jerman itu menilai kesebelasannya mudah kehilangan keyakinan dan kemudian konsistensi permainan menguap. Liverpool disebut tampil baik dengan kecepatan dan tekanan (pressure).

Namun setelah Sevilla membalas gol di awal babak kedua, seluruh bangunan permainan The Reds berantakan. Itu sebabnya Klopp mengatakan kesebelasannya harus bisa tampil baik selama 90 menit, bukan hanya sesaat.

"Ketika 1-1, Sevilla mengambil alih kendali permainan dan pertahanan kami buruk. Padahal kami punya 44 menit untuk melawan balik, tapi kami tak mampu.

"Kami kecewa dan frustrasi. Tapi kami akan menggunakan ini (untuk bangkit). Kami absen di Eropa musim depan sehingga kami bisa latihan lebih keras," kata pelatih yang berumur empat tahun lebih tua dari Emery ini.
Juergen Klopp murung © Ennio Leanza /EPA
Kekalahan Liverpool berarti melengkapi kegagalan Klopp di partai final. Secara keseluruhan, eks pelatih Borussia Dortmund ini kalah dalam lima partai final beruntun yang dilakoninya, termasuk dari Manchester City di ajang Piala Liga Inggris (Capital One Cup) pada Februari lalu.

Klopp mengakui kegagalan demi kegagalan itu menyakitkan, tapi dia tak mau berdiam diri. "Saya akan berjalan maju dan mencapai final lagi. Saya akan berusaha masuk final lagi musim depan meski saya tahu bisa gagal menjuarainya," katanya.

Berikutnya, Klopp yang kini patut disebut Mr Runners-up menyatakan kesebelasan Liverpool akan sedikit berbeda pada musim depan. Dia memastikan bakal aktif dalam kegiatan transfer pemain.

Di Twitter, Klopp tetap dipuji pendukung Liverpool. Pasalnya, Klopp hanya butuh waktu tujuh bulan untuk mengantar Liverpool ke dua partai final.
 Beritagar.id

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :