INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Bagaimana menyatukan para pahlawan super Marvel dan Fox

Bagaimana menyatukan para pahlawan super Marvel dan Fox
KantoMaya News -- Tokoh pahlawan super seperti Iron Man, Spider-Man, Fantastic Four, dan X-Men yang sering beraksi di layar lebar sejatinya berasal dari satu induk, yaitu Marvel Comics. Peliknya menyatukan mereka dalam satu film karena terhalang tembok tebal bernama kontrak.

Masing-masing pahlawan super hak adaptasinya dipegang oleh studio berbeda. Sony Pictures mengendalikan Spider-Man dan tokoh yang berkaitan dengannya seperti Venom dan Sinister Six, 20th Century Fox antara lain berhak atas X-Men, Fantastic Four, dan Deadpool.

Sementara Disney yang mengakuisisi Marvel seharga USD4 miliar pada 1999 merupakan perusahaan yang paling gemilang ketika memindahkan area bermain para karakter komik superheroes lainnya dalam film.

Iron Man, Captain America, Thor, Ant Man, Guardians of the Galaxy, dan The Avengers mereguk keuntungan berlipat ganda dari ongkos produksinya. Beradasarkan fakta tersebut, Disney dan Marvel menyusun semesta cerita bernama Marvel Cinematic Universe (MCU).

Penyusunan MCU membuat titimangsa cerita teratur dan tidak membuat penonton bingung. Keuntungan lainnya memudahkan proses persilangan (crossover) antara satu pahlawan super dengan sesamanya dalam satu film. Misal Falcon hadir dalam film tunggal Ant-Man (2015). Atau Captain America yang jadi cameo dalam film Thor: The Dark World (2013).

Beda cerita dengan pendekatan Fox terhadap dua bagian trilogi film X-Men yang membingungkan karena semesta waktunya berlainan. Ini membuat tokoh lain seperti Deadpool kesulitan muncul dalam film X-Men. Begitu juga sebaliknya.

Menurut bocoran produser Matt Key dalam acara Collider Heroes (h/t Comic Book Movie), Fox dan Marvel telah memulai pembicaraan mengenai kemungkinan persilangan para tokoh pahlawan super mereka dalam satu film.

Inspirasinya datang saat melihat Spider-Man milik Sony muncul dalam Captain America: Civil War yang dimiliki Marvel. Kesuksesan film tersebut dibalas dengan bakal hadirnya Iron Man dalam film Spider-Man: Homecoming (tayang 7/7/2017).

Namun Key buru-buru menegaskan bahwa kolaborasi tersebut mungkin baru terwujud beberapa tahun mendatang.

Rapinya konsep penceritaan Marvel bertemu dengan Fox yang masih mencari format. Bagaimana kedua perusahaan film besar di dunia ini berkolaborasi dalam satu film?

Karena disebut-sebut sebagai sebuah proyek menjanjikan banyak uang, bayangkan misalnya The Avengers berhadapan atau bahu-membahu dengan X-Men, selalu ada celah untuk memboyong mereka beraksi dalam satu film. Versi komik "Avengers vs. X-Men" terbitan 2012 bisa dijadikan rujukan cerita.

Situs Digital Spy (28/6/2016) menyodorkan tiga kemungkinan yang akan ditempuh. Pertama, Fox harus merombak titimangsa film mereka laiknya Sony yang membuat ulang Spider-Man dengan Tom Holland sebagai pemeran Peter Parker. Marvel yang secara struktur penceritaan lebih teratur tidak mungkin bersedia melakukan hal ini, kecuali proyek MCU telah berakhir.

Berikutnya bisa dilakukan dengan cara melakukan perjalanan menggunakan lorong waktu. Penggunaan alat pelintas zaman tersebut menjadi sentral cerita dalam X-Men: Days of Future Past (2014).

Cara terakhir dengan memanfaatkan Gerbang Kuantum yang diciptakan Reed Richards dari Fantastic Four. Alat yang mampu mengirim manusia menembus interdimensi waktu itu dapat digunakan untuk mencapai semesta tempat hidup para jagoan Marvel.

Beritagar.id
 
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :