Menkominfo Tagih Janji Facebook Soal Perlindungan Data
KantoMaya News, Jakarta - Indonesia perlu khawatir terkait kebocoran data pengguna Facebook, di mana saat ini terungkap bahwa dari 87 juta data yang disalahgunakan, yakni 1.096.666 atau sekitar 1,3% diantaranya berasal dari Indonesia.
Berkaca persoalan penyelenggara layanan Over The Top (OTT) atau media sosial/pesan instan sebelumnya, pemerintah indonesia bisa melakukan pemblokiran terhadap Facebook yang saat ini mengalami kebocoran data pengguna.
Namun dalam persoalan ini, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara tampaknya tak ingin terburu-buru melakukan menutup Facebook. Ia masih berupaya mengetahui langsung berapa angka pasti pengguna Facebook Indonesia yang bocor ke tangan perusahaan Cambridge Analytica.
Di samping itu, Menkominfo menagih janji penyelenggara media sosial seperti Facebook ini, bahwa mereka harus bertindak terkait penyebaran hoax, fitnah, sampai penyalahgunaan data pribadi.
"Kerjasama dari platform media sosial dalam hal menangkal hoax, fitnah, dan sebagainya, serta memberikan jaminan data pengguna dari Indonesia dilindungi dan tidak disalahgunakan harus menjadi komitmen mereka," ungkap Rudiantara.
Sejak kasus kebocoran data Facebook dan Cambridge Analytica terkuak, Menkominfo terus mencari informasi kepada Facebook. Bahkan, desakan itu, dikatakan Rudiantara, terus ia lakukan sejak 10 hari yang lalu.
"Sejak kasus Facebook dan Cambridge Analytica merebak, Kominfo sudah menghubungi Facebook, bahkan saya telepon sendiri Facebook (sejak) 10 hari yang lalu," kata pria yang disapa Chief RA ini.
Diinformasikan, kebocoran data pengguna Facebook ini dipakai untuk kampanye Donald Trump pada Pilpres AS 2016. Belum diketahui sejauh ini, data pengguna Facebook yang bocor ini dimanfaatkan untuk apa.
Persoalan kebocoran data pengguna Facebook ini, kemudian berdampak pada risaunya para tokoh teknologi sampai aksi penghapusan akun Facebook. Misalnya, CEO Apple Tim Cook yang mengungkapkan peristiwa ini perlu menjadi pelecut untuk menggaungkan pentingnya regulasi data pribadi pengguna platform online.
Pendiri WhatsApp Brian Action pun mengkampanyekan agar menghapus akun Facebook. Aksi tersebut diikuti oleh CEO SpaceX dan Tesla Elon Musk yang men-delete akun resmi kedua perusahannya itu di media sosial terpopuler sejagat ini.
Berkaca persoalan penyelenggara layanan Over The Top (OTT) atau media sosial/pesan instan sebelumnya, pemerintah indonesia bisa melakukan pemblokiran terhadap Facebook yang saat ini mengalami kebocoran data pengguna.
Namun dalam persoalan ini, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara tampaknya tak ingin terburu-buru melakukan menutup Facebook. Ia masih berupaya mengetahui langsung berapa angka pasti pengguna Facebook Indonesia yang bocor ke tangan perusahaan Cambridge Analytica.
Di samping itu, Menkominfo menagih janji penyelenggara media sosial seperti Facebook ini, bahwa mereka harus bertindak terkait penyebaran hoax, fitnah, sampai penyalahgunaan data pribadi.
"Kerjasama dari platform media sosial dalam hal menangkal hoax, fitnah, dan sebagainya, serta memberikan jaminan data pengguna dari Indonesia dilindungi dan tidak disalahgunakan harus menjadi komitmen mereka," ungkap Rudiantara.
Sejak kasus kebocoran data Facebook dan Cambridge Analytica terkuak, Menkominfo terus mencari informasi kepada Facebook. Bahkan, desakan itu, dikatakan Rudiantara, terus ia lakukan sejak 10 hari yang lalu.
"Sejak kasus Facebook dan Cambridge Analytica merebak, Kominfo sudah menghubungi Facebook, bahkan saya telepon sendiri Facebook (sejak) 10 hari yang lalu," kata pria yang disapa Chief RA ini.
Diinformasikan, kebocoran data pengguna Facebook ini dipakai untuk kampanye Donald Trump pada Pilpres AS 2016. Belum diketahui sejauh ini, data pengguna Facebook yang bocor ini dimanfaatkan untuk apa.
Persoalan kebocoran data pengguna Facebook ini, kemudian berdampak pada risaunya para tokoh teknologi sampai aksi penghapusan akun Facebook. Misalnya, CEO Apple Tim Cook yang mengungkapkan peristiwa ini perlu menjadi pelecut untuk menggaungkan pentingnya regulasi data pribadi pengguna platform online.
Pendiri WhatsApp Brian Action pun mengkampanyekan agar menghapus akun Facebook. Aksi tersebut diikuti oleh CEO SpaceX dan Tesla Elon Musk yang men-delete akun resmi kedua perusahannya itu di media sosial terpopuler sejagat ini.
Detik.com
Post A Comment
No comments :