INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Komandan Al Asyi Kecewa Kompleks Makam Kandang XII Dicat tanpa Prosedur yang Benar

KantoMaya News, Banda Aceh - Para Pengurus Komandan Al Asyi mendapatkan laporan dari masyarakat yang peduli terhadap perlindungan Situs Sejarah Peradaban Aceh, Sabtu (4/8/2018).

Bahwa telah terjadi sebuah tindakan patut disesali akibat kelalaian yang dilakukan oleh para pihak instansi pemerintah yang mengecat ulang Kompleks Makam Kandang XII di seputaran kompleks kraton dekat pendopo eks istana Kesultanan Aceh, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh.

Begitu mendapatkan informasi tersebut, pihak Komandan Al Asyi yang dipimpin oleh Pang Ulee Tuanku Warul Waliddin didampingi oleh para pengurus, Tuanku Muhammad dan Teuku Bahagia langsung meluncur ke lokasi makam.

Di sana berdasarkan laporan mata para penggurus Komandan Al Asyi telah terjadi sebuah tindakan kelalaian yang tidak seharusnya terjadi.

Apabila para pihak yang sedang merenovasi areal kompleks Makam XII bisa lebih hati-hati dalam merenovasi kompleks Makam Kandang XII.

“Kami sangat menyesalkan kejadian ini, apabila pihak yang mengelola menjalankan SOP dengan ketat proses renovasi makam, maka hal ini tidak akan terjadi," ujar Pang Ulee Komandan Al Asyi Tuanku Warul Waliddin dalam rilis kepada Serambinews.com, Minggu (4/8/2018).

Ia meminta jangan memaksakan diri mengelolanya lagi, carikan saja lembaga lain yang lebih berkompeten dalam merawat dan menjaga situs makam ini,

"Sangat kami sesali makam seorang Sultan Aceh sekaliber Sultan Ali Riayatsyah tertumpah ceceran cat akibat prosedur pelaksanaan tidak diawasi dengan ketat di lapangan. Ini sebuah kelalaian yang berakibat fatal,” tegas Tuanku Warul Waliddin.

Masih menurut Tuanku Warul, seharusnya para pihak yang mengelola situs tidak mengabaikan hal-hal yang bersifat teknis semacam ini.

Bila dilakukan pekerjaan dengan professional, yaitu diawali dengan menutup terlebih dahulu Nisan-nisan berukuran besar tersebut dengan terpal khusus.

Kemudian disertai dengan pengawasan yang ketat, maka kejadian seperti ini tidak akan terjadi.

Sebagaimana fakta sejarah di kompleks ini terbaring jasad para Sultan-sultan besar Aceh Darussalam.

Salah satunya Sultan Salahauddin Syamsusyah Meukuta Alam yang merupakan Ayahanda daripada Sultan Asli Mughayatsyah, sultan yang pertama menyatukan Aceh Darussalam dalam satu emperium besar.

serambinews.com
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :