INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Masyarakat Aceh Minta Belanda Cabut Maklumat Perang



KantoMaya News, BANDA ACEH -Memperingati 142 tahun perang Belanda-Aceh yang jatuh pada 26 Maret, sejumlah masyarakat peduli sejarah yang tergabung dalam Koalisi Bersama Rakyat Aceh (KBRA) meminta Belanda untuk mencabut maklumat perang antara Belanda dengan Aceh yang dikeluarkan pada 26 Maret 1873. Hal tersebut disampaikan dalam aksi yang dilancarkan mereka di depan Masjid Raya Baiturrahman, Kamis (26/3).

Amatan Serambi, belasan masyarakat peduli sejarah tersebut berkumpul di depan Masjid Raya Baiturrahman sekira pukul 10.00 WIB. Sebagian mereka juga mengenakan pakaian khas Aceh dengan memegang poster, spanduk, beserta bendera Alam Pedeung, dan bendera Belanda.

Dalam orasinya, Koordinator KBRA, Haikal Afifa mengatakan, masyarakat Aceh harus merawat kembali ingatan terkait apa yang pernah dilakukan oleh Belanda saat invasi perang ke Aceh 142 tahun lalu. Ditegaskan, Belanda harus meminta maaf secara resmi kepada masyarakat Aceh dan Indonesia pada umumnya, karena telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) saat itu.

“Belanda belum pernah meminta maaf kepada Aceh. Bukan hanya itu, kita juga ingin Belanda melalui kedubesnya di Jakarta untuk mencabut maklumat perang yang pernah dilayangkan kepada kerajaan Aceh saat itu. Hingga saat ini maklumat itu belum dicabut,” kata Haikal.

Untuk Pemerintah Aceh, sambung Haikal, mendesak agar sejarah perang Belanda-Aceh dimasukkan dalam kurikulum dengan mengungkapkan fakta sesungguhnya. Menurutnya, saat ini dalam buku sejarah nasional banyak fakta yang telah diubah dan mengalami distorsi sejarah yang sangat banyak.

“Kita juga mengharap Pemerintah Aceh untuk mendirikan monumen perang Belanda-Aceh. Hingga saat ini belum ada monumen tersebut, padahal perang Belanda dengan Aceh itu adalah sejarah yang luar biasa, karena kita berhasil mengalahkan mereka, ini sejarah yang harus diingat selalu,” ungkapnya.

Selain berorasi, massa yang dikawal ketat oleh pihak kepolisian tersebut juga menyanyikan lagu Prang Sabi, membaca sumpah perang kerajaan Aceh Darussalam dan sebuah puisi juga dilantunkan bersamaan oleh penyair Aceh, Djamal Sharief.

Setelah melakukan aksi, massa KBRA juga menggelar doa bersama untuk para syuhada di kompleks makam Iskandar Muda, sedangkan satu hari sebelumnya seminar sejarah dengan tema Aceh menggugat juga digelar di Anjong Mon Mata, Banda Aceh.

Sumber : Serambi Indonesia
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :