INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Gebrakan #BandaAcehMasukAkal jadi Trending Topic

Gebrakan #BandaAcehMasukAkal jadi Trending Topic

KantoMaya News - NETIZEN tiba-tiba dikejutkan dengan kemunculan #BandaAcehMasukAkal pada Kamis malam kemarin. Tak tanggung-tanggung tanda pagar atau hashtagtersebut menduduki posisi pertama trending topic Twitter. Ini fenomenal, sebab sangat jarang sekali ada ‘isu lokal’ yang bisa jadi trending topic.

Sangat menarik mencermati tren di media sosial, khususnya Twitter. Biasanya yang menjadi trending berawal dari sebuah peristiwa yang ramai dikicaukan penduduk internet atau netizen. Munculnya #BandaAcehMasukAkal yang terkesan tiba-tiba tentu saja membuat kaget sekaligus takjub. Ternyata warga Banda Aceh mampu ‘mengguncang’ jagad maya.

Lebih menarik lagi jika membaca satu persatu kicauan tersebut. Isinya dominan menjurus pada satu arah yaitu kritik publik khususnya warga kota Banda Aceh, pada kinerja Pemko yang dinilai belum menyentuh kepentingan publik secara substansial.

Dua pekan lalu media ini menayangkan sebuah tulisan berjudul “Surat Cinta untuk Illiza” yang dikirimkan salah seorang warga Banda Aceh. Tulisan ini mendapat respons luar biasa dari pembaca. Ini bisa dilihat dari banyaknya pengguna media sosial yang membagikan tulisan tersebut baik di Twitter maupun Facebook.

Dua fenomena ini menarik, karena yang menjadi objek sasaran ‘curhatnya’ merujuk pada satu orang yaitu Illiza Sa’aduddin Djamal, yang tak lain adalah Wali Kota Banda Aceh saat ini. Illiza menggantikan posisi Wali Kota Mawardi Nurdin yang meninggal dunia pada Februari 2014 lalu.

Berhasilnya #BandaAcehMasukAkal menempati urutan pertama trending topic Twitter membuktikan Banda Aceh kini tengah jadi sorotan. Jika mau dilihat secara positif ini adalah kesempatan besar bagi para pihak untuk introspeksi diri. Dalam hal infrastruktur belum ada kabupaten kota lain di Aceh yang mampu menyaingi Banda Aceh. Tetapi mengapa masih muncul resah dan protes dari warganya yang mencapai puncaknya pada Kamis malam kemarin?

Illiza sebagai orang nomor satu di Banda Aceh merupakan sosok yang paling harus bertanggung jawab terhadap semua kondisi warganya. Beragam protes malam kemarin harus dipahami sebagai bentuk perhatian dan kecintaan warganya pada ‘Kota Para Raja’ ini. Tidak ada asap tanpa api.

Jika diperhatikan, ragam curhat di balik munculnya tagar tersebut mengarah pada persoalan yang sama. Yaitu belum maksimalnya pelayanan publik di berbagai lini masyarakat. Yang paling urgentkatakanlah pelayanan PDAM yang sangat buruk. Ini telah menjadi keluhan berulang-ulang dan sampai sekarang belum ada solusinya.

Curhat lainnya adalah Illiza yang terkesan memanfaatkan syariat Islam sebagai pencitraan untuk mendongkrak popularitas. Mungkinkah sasarannya untuk kembali berkuasa pada periode mendatang? Semua pihak pasti sangat setuju dengan penegakan syariat Islam. Para pelanggarnya harus dihukum. Tapi hendaknya dilakukan dengan cara yangahsan dan terkontrol.

Tempat-tempat yang diduga menjadi ‘sarang’ maksiat dipantau sesering mungkin. Lakukan pembinaan tanpa mengumbar sensasi. Tapi Wali Kota yang biasa disapa ‘Bunda’ oleh warganya tampaknya memang lebih menyukai lakon heroik. Meronda di malam hari, memasuki satu persatu tempat yang diduga menjadi lahan maksiat. Dan menggiring para ‘pelanggar’ syariat di tengah kilau blitz kamera. Cara-cara seperti ini akan menghilangkan substansi niat baik Ibu Wali Kota yang ingin melihat kota ini bebas dari maksiat. Tak heran jika yang didapat hanyalah antipati.

Publik kemudian mulai membanding-bandingkan kebijakan Illiza dengan kebijakan almarhum Mawardy Nurdin. Misalnya dalam hal ketertiban dan pelayanan publik, termasuk dalam peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur. Sementara Illiza hanya fokus pada satu isu saja yaitu penegakan syariat Islam. Ini agar Model Kota Madani terwujud. Tapi definisi Model Kota Madani belum bisa dipahami mayoritas warganya. Atau bahkan di kalangan orang-orang pemerintahan itu sendiri?

Illiza mungkin berharap optimalisasi syariat Islam menjadi lebih efektif dengan menghadirkan mubaligh kondang dari luar daerah tiap pekannya. Idealnya tidak dibuat pada hari dan jam kerja. Selain karena tidak semua warga bisa hadir, para pejabat kota dipastikan hadir ke acara tersebut, otomatis waktu pelayanan untuk publik menjadi ‘tercuri’.

Mengapa tidak misalnya, melibatkan ‘teungku rangkang’ dari dayah-dayah yang ada di Aceh dalam mensyiarkan Islam. Mereka tidak harus berdiri di atas podium, tapi bisa mengajar langsung ke sekolah-sekolah di Banda Aceh. Anggap saja sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Tapi dilakukan secara berkelanjutan. Mereka lebih memahami karakter ‘tungang’ orang Aceh. Sehingga bisa melakukan pendekatan yang lebih personal. Hal ini bukan hanya membuat syiar Islam menyebar, tapi juga terbangunnya harmonisasi antara institusi dayah dengan sekolah umum yang selama ini terkesan terdikotomi.

Para birokat dan elit politik khususnya di Banda Aceh harus mencari kembali formula efektif dalam merangkul warganya. Masyarakat Banda Aceh bisa dibilang adalah masyarakat paling terpelajar di Aceh. Mereka kritis dan mencermati setiap hal yang dilakukan oleh pemimpinnya. Peran anak-anak muda dalam memajukan kota ini tak boleh dinafikan. Suara mereka tidak boleh diabaikan. Melibatkan anak muda dalam pembangunan Banda Aceh tak hanya membuat visi Banda Aceh Model Kota Madani terwujud, tapi juga menjadikan kota ini semakin ‘muda’ dan energik. Sehingga menjadi kota yang menggemaskan dan diidam-idamkan untuk dikunjungi.

Jika pada masa sebelumnya duet Mawardy Nurdin dan Illiza terbukti sukses mengelola kota ini. Illiza juga harus mampu melebihi semua itu. Grand design pembangunan Kota Banda Aceh harus jelas. Para pemimpin harus bersedia menjadi oase bagi segala permasalahan masyarakat.

Kita hidup di zaman internet di mana isu tidak bisa dimonopoli oleh segelintir orang. Jika netizen berhasil ‘menggebrak” jagat maya lewat #BandaAcehMasukAkal, Illiza dengan kekuasaan tunggalnya saat ini juga bisa membuat gebrakan lewat kebijakan yang #MasukAkal. Kita tunggu saja.

Sumber : portalsatu. com
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :