Badan intelijen Inggris siap rekrut 1.900 orang usai tragedi Paris
Tiga badan intelijen Inggris akan merekrut 1.900 pegawai tambahan untuk membantu memerangi ancaman kelompok milisi ISIS, tiga hari setelah insiden penembakan di Paris menyebabkan 129 orang meninggal dunia.
Rencana perekrutan ribuan orang tersebut dimungkinkan lantaran pemerintah Inggris memutuskan untuk meningkatkan pendanaan pegawai badan intelijen MI5, MI6, dan GCHQ, sebesar 15%.
“Ini adalah pergulatan generasi yang menuntut penyediaan sumber daya manusia lebih banyak untuk memerangi mereka yang ingin menghancurkan kita dan nilai-nilai kita,” kata Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Selain untuk badan intelijen, penambahan dana juga akan diberikan untuk keamanan penerbangan.
Dana tersebut bakal digunakan untuk membayar sejumlah pakar untuk memantau keamanan bandara di negara-negara yang banyak dikunjungi warga Inggris.
Berkaitan dengan tragedi di Paris, Menteri Dalam Negeri Inggris, Theresa May, mengatakan aparat Inggris turut membantu pihak keamanan Prancis dan Belgia untuk mengindentifikasi dan memburu para pelaku.
Ketika ditanya apakah ada milisi ISIS yang bersembunyi di antara para migran di Inggris, dia mengatakan pemerintah Inggris menerima warga yang rentan dari kamp-kamp pengungsian Suriah. Pemeriksaan ketat, menurutnya, juga diberlakukan.
Dalam rangkaian serangan di Paris, salah seorang korban tewas adalah Nick Alexander asal Inggris yang saat itu sedang menjual merchandise di konser Eagles of Death Metal di gedung konser Bataclan.
Rencana perekrutan ribuan orang tersebut dimungkinkan lantaran pemerintah Inggris memutuskan untuk meningkatkan pendanaan pegawai badan intelijen MI5, MI6, dan GCHQ, sebesar 15%.
“Ini adalah pergulatan generasi yang menuntut penyediaan sumber daya manusia lebih banyak untuk memerangi mereka yang ingin menghancurkan kita dan nilai-nilai kita,” kata Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Selain untuk badan intelijen, penambahan dana juga akan diberikan untuk keamanan penerbangan.
Dana tersebut bakal digunakan untuk membayar sejumlah pakar untuk memantau keamanan bandara di negara-negara yang banyak dikunjungi warga Inggris.
Berkaitan dengan tragedi di Paris, Menteri Dalam Negeri Inggris, Theresa May, mengatakan aparat Inggris turut membantu pihak keamanan Prancis dan Belgia untuk mengindentifikasi dan memburu para pelaku.
Ketika ditanya apakah ada milisi ISIS yang bersembunyi di antara para migran di Inggris, dia mengatakan pemerintah Inggris menerima warga yang rentan dari kamp-kamp pengungsian Suriah. Pemeriksaan ketat, menurutnya, juga diberlakukan.
Dalam rangkaian serangan di Paris, salah seorang korban tewas adalah Nick Alexander asal Inggris yang saat itu sedang menjual merchandise di konser Eagles of Death Metal di gedung konser Bataclan.
Sumber : BBC.COM
Post A Comment
No comments :