INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Gerakan LGBT di Indonesia Terbesar dan Tertua Se-Asia

Gerakan LGBT di Indonesia Terbesar dan Tertua Se-Asia
DEPOK – Fenomena kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Indonesia saat ini mulai berani timbul ke permukaan. Munculnya kelompok ini berawal pada 1982 menuju 1992 berawal dari kampanye kesetaraan gender.

“Organisasi LGBT di Indonesia terbesar dan tertua di Asia. Dari 1992 mereka berani keluar saat ini setelah 25 tahun. Akhirnya mereka keluar, mereka propagandakan gerakan bawah tanah gerakan penularan. Mereka kan dari 1982-1992 dulu tertutup. Saat ini, banyak euforia di AS (Amerika Serikat) mereka itu liberal,” kata Ketua Divisi Kajian Aliansi Cinta Keluarga Indonesia (AILA) Dinar Kania dalam diskusi kajian LGBT dalam Perspektif Keilmuan di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jumat (27/2/2016).

Dinar menjelaskan, AS saja tidak meratifikasi CEDAW yakni konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan berbagai kebijakan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di Indonesia. Berbeda dengan Indonesia yang sudah meratifikasi CEDAW.

“Kesetaraan gender jadi program pemerintah, ini satu paket di mana seolah masyarakat sudah melegalkan. Walaupun orang-orang yang berjuang tentang kesetaraan gender tidak tahu kalau ada ekses di akhirnya bahwa akan melegalkan LGBT," ujarnya.

"Kalau kita tarik ke belakang itu satu paket. Tidak mungkin memperjuangkan kesetaraan gender kalau tidak melegalkan LGBT. Mereka bilang kemunafikan tak memperjuangkan lesbian,” imbuhnya.

Bahkan, sambung Dinar, gerakan LGBT merupakan gerakan bawah tanah yang didanai dan sudah berbentuk jaringan. Semula kelompok tersebut bergerak dari sosialisasi HIV/Aids untuk bergerak dengan kampanye secara terbuka.

“Gerakan bawah tanah awalnya, mereka terbuka lakukan kajian-kajian ilmiah barat dibawa ke sini. Mereka sosialisasikan ke para pemangku kebijakan. Berikan sosialisasi, dapat dana dari luar mempengaruhi. Pejabat pun banyak yang terkena. Betul didanai, jadi ini jaringan," ujarnya. "Dulu ada RUU kesetaraan gender tahun 2011 di DPR kita diundang dan mengatakan bahwa eksesnya LGBT akan dilegalkan. Dulu orang bilang itu hanya paranoid, gender tak akan legalkan LGBT. Sekarang saat ini sudah massif di media kita baru bilang bahwa ini ada hubungan yang sangat erat,” tandas Dinar.

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :