INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Ini Peran Pemerintah Wujudkan Indonesia Jadi Pusat Busana Muslim Dunia

Ini Peran Pemerintah Wujudkan Indonesia Jadi Pusat Busana Muslim Dunia
KantoMaya News -- Harapan agar Indonesia menjadi pusat busana muslim dunia di tahun 2020 mendatang bukan angan-angan belaka. Sebab, saat ini angin segar sedang bertiup ke lini modest wear atau akrab disebut busana muslim di Indonesia.

Pertumbuhan populasi muslim dunia yang terus meningkat membuat desainer modest wear Indonesia mulai memasuki pasar global.

Banyak desainer Indonesia yang diundang atau menggelar pameran busana sendiri di luar negeri guna memperkenalkan koleksi dan menembus pasar global.

Untuk membuat karyanya dapat diterima di pasar global, kreativitas dari desainer saja tak cukup.

Pemerintah perlu aksi, turut serta dalam membantu mimpi Indonesia menjadi pusat busana muslim dunia.

Deputi IV Badan Ekonomi Kreatif Bidang Pemasaran, Joshua M. Simandjuntak ditemui dalam acara jumpa pers persiapan ETU ke ajang Virgin Australia Melbourne Fashion Festival (VAMFF) di Locanda, Jakarta, Rabu (24/2/2016) mengatakan bahwa pemerintah memfokuskan modest wear sebagai tiang pancang dari subsektor fashion.

Menurut Joshua BEKRAF, pemerintah telah melakukan enam langkah guna membantu pelaku fashion modest wear untuk go global.

Enam langkah itu terdiri dari, riset dan edukasi, pengembangan akses pemodalan, infrastruktur, pemasaran, Hak Kekayaan Intelektual dan regulasi, dan terakhir sinergi antar lembaga dan wilayah.

Sementaraitu, ETU Business Development Head, Rahmat Ramadan, mengatakan, "BEKRAF membantu kami membuat ekosistem. Mulai dari logistik, produksi, chanel, dan roadmap,"

Lewat sinergi BEKRAF dan pelaku fashion diharapkan terciptanya ekosistem yang berkelanjutan untuk modest wear Indonesia. Tujuannya agar angan-angan Indonesia menjadi pusat busana muslim benar-benar terwujud di tahun 2020.

KOMPAS.com
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :