KantoMaya News -- Nagan Raya- Bulir rumbia, jenis buah-buahan yang berasa kelat di lidah, pasca tsunami Aceh naik harga. Kini per kilogram mencapai Rp 30.000. Banyaknya rumpun rumbia yang mati serta ada yang tumbuh namun tidak berbuah, membuat harga bumbu wajib rujak Aceh ini meningkat tajam.

Kepada aecHTrend, seorang pedagang di pasar tradisional hari pekan di Kawasaan pasar Simpang Peut kuala Kabupaten Nagan raya, menyebutkan rumbia mengalami kelangakaan semenjak usai tsunami menghantam Aceh. Dulu, harga per kilogram hanya Rp 3000.

“Dulu harganya hanya 3000 saja. Sekarang mencapai 30.000. Buahnya sudah langka,” ujar pedagang pekan beberapa waktu lalu.

Kawasan pantai barat dan selatan Aceh, dulu dikenal sebagai penghasil rumbia terbesar di Aceh. Namun pasca tsunami, sudah mulai langka. Hasil penelusuran aceHtrend, walau demikian, kawasan ini masih menjadi pemasok utama rumbia untuk seluruh Aceh. Para pedagang di Bireuen, mengaku bahwa rumbia yang mereka jual dipasok dari kawasan Aceh Barat dan sekitarnya.

Buah ini, selain menjadi bahan campuran wajib rujak Aceh, juga dibuat sebagai asinan yang menjadi kuliner khas. Namun, untuk saat ini, menemukan rumbi yang matang secara sempurna sangatlah sulit. Hal itu dikeluhkan juga oleh pedagang. “banyak calon pembeli yang gagal memboyong rumbia, karena masih muda. Kelangkaan memang sering merusak pasar, karena menurunnya kualitas,” ungkap seorang agen penampung buah-buahan di MatanggLumpangdua, Bireuen beberapa waktu lalu.

ACEHTREND.CO