INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Gempa hebat Ekuador dan dampaknya ke Indonesia

Gempa hebat Ekuador dan dampaknya ke Indonesia
KantoMaya News -- Tim penyelamat masih menyisir reruntuhan gedung mencari korban yang terjepit, Senin (18/4/2016). Sejauh ini sudah ditemukan lebih dari 400 mayat dan sedikitnya 2.527 korban luka dari gempa berkekuatan 7,8 skala Richter yang mengguncang pesisir Ekuador.

Anggota tim penyelamat, Ricardo Penaherrera, menjelaskan dari seluruh korban tewas, 200 di antaranya berasal dari wilayah yang terpapar gempa paling parah, Provinsi Manabi.

Dilansir CNN.com, gempa yang terjadi di Ekuador pada Sabtu (16/4/2016) malam ini adalah yang terburuk sejak 1979. Kerusakan yang terjadi sangat luas, menghancurkan jembatan di selatan Guayaquil yang berjarak sekitar 300 kilometer dari pusat gempa.

Presiden Ekuador, Rafael Correa, seketika terbang kembali ke negaranya dari kunjungan ke Italia dan mengumumkan status darurat. Badan Geologi AS mengatakan pusat gempa cukup dangkal di kedalaman 19,2 kilometer, sekitar 27 kilometer dari Muisne, sebuah tempat yang jarang penduduknya.

Gempa susulan dengan kekuatan terbesar 5,4 terus terjadi. Pusat Peringatan Tsunami Pasifik telah mengeluarkan pesan yang menyebutkan ancaman tsunami telah berakhir dan segala risiko yang terjadi harus dievaluasi oleh otoritas lokal.

Dalam peringatan sebelumnya disebutkan tsunami dengan ketinggian 0,3 sampai satu meter diperkirakan terjadi di pesisir Ekuador.

Gempa yang terjadi di Ekuador tersebut hanya berselang beberapa jam saja dari gempa berkekatan 7,3 skala Richter di dekat Kota Kumamoto, Jepang Selatan.

Gempa tersebut menyebabkan kerusakan pada jalan raya, jembatan, rumah penduduk, dan gedung-gedung. Aliran listrik ke sekitar 100.000 rumah tangga terputus dan 400.000 rumah tanpa pasokan air.

Lebih dari 40 tewas, 200 luka parah, 2.000 menjalani perawatan akibat luka, dan lebih dari 240.000 orang dievakuasi karena khawatir hujan deras akan mengakibatkan tanah longsor dan kerusakan yang lebih parah.

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, memerintahkan petugas penyelamat untuk berkejaran dengan waktu menemukan korban selamat sebelum cuaca buruk menambah kerusakan di lokasi tersebut.


Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, menduga gempa hebat Ekuador adalah dampak dari aktivitas subduksi lempeng Nazca yang menyusup ke bawah lempeng Amerika Selatan.Potensi gempa di Indonesia

Lempeng Nazca cukup aktif menunjang lempeng Amerika Selatan dengan kecepatan sekitar 40-53 milimeter per tahun. Berdasarkan analisisnya, gempa tersebut dipicu oleh mekanisme penyesaran naik (thrust fault). Dugaan kuatnya gempa tersebut akibat aktivitas subduksi lempeng.

Meski gempa Ekuador terjadi tak sampai 24 jam dari gempa Jepang, keduanya tidak berhubungan.

Namun yang perlu diwaspadai adalah Indonesia mirip dengan Ekuador, memiliki banyak subduksi lempeng aktif, tepatnya di sebelah barat Sumatera, selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur, serta di Laut Banda.

"Dibanding Ekuador, ancaman gempa subduksi lempeng lebih besar dialami negara kita yang seolah dikepung generator gempa dari berbagai arah," kata Daryono seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Gempa dahsyat akibat aktivitas di zona subduksi antara lain gempa Aceh berkekuatan 9,1 SR pada 2004.

Studi yang dilakukan tim Institut Teknologi Bandung (ITB), BKMG, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan ancaman gempa di zona subduksi yang cukup besar bisa terjadi di wilayah Mentawai, Sumatera Barat.

Para ahli gempa itu memprediksi kekuatan gempa bisa mencapai 9 SR. Potensi lainnya juga terjadi di selatan Jawa dengan kekuatan 8,2 SR dan 8,8 SR.

Pakar gempa dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko, mengatakan gempa Jepang memberi pelajaran agar Indonesia serius memetakan dengan rinci sumber-sumber gempa.

"Audit infrastruktur dan bangunan tahan gempa juga harus dilakukan. Sejauh ini kita belum menerapkan standar bangunan tahan gempa dengan baik. Rumah-rumah yang telanjur dibangun tanpa memperhitungkan aspek gempa harus diperkuat," katanya seperti dikutip Kompas.

Beritagar.id

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :