Sri Mulyani Buka-bukaan Kondisi Ekonomi RI Terkini
Setiap pertengahan tahun atau di Juni pemerintah selalu dihadapkan dengan beberapa agenda penting dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Seperti menyelesaikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN 2016, lalu adanya perubahan APBN 2017 dan pada saat yang bersamaan juga harus menyusun RAPBN 2018.
"2017 yang sedang berjalan akan ada perubahan asumsi, policy pemerintah dan pada saat yang bersamaan kita menyusun 2018, karena kita kita sudah membahas kerangka besar, jadi Juni ini biasanya masa menjelang puncaknya dengan DPR menyelesaikan 2016 komplit, menyusun RAPBNP 2017 dan RAPBN 2018," kata Sri Mulyani pada saat acara Buka Puasa Bersama, Jakarta, Senin (12/6/2017).
Dalam APBN, Sri Mulyani menyebutkan, sisi belanja pemerintah dalam setiap APBN banyak mengalami perubahan, sebab banyak program prioritas seperti pembangunan infrastruktur tidak bisa dibiayi 100% oleh instrumen negara tersebut.
Selanjutnya, mengenai transfer daerah yang angkanya naik signifikan dan akan terus meningkat jika penerimaan negaranya juga membaik. Meski demikian, dia memastikan secara keseluruhan perekonomian Indonesia masih dalam kondisi yang baik.
"Overall pertumbuhan ekonomi kita cukup baik sesuai dengan prediksi di APBN bahkan lebih optimis," jelasnya.
Dari sisi inflasi, Sri Mulyani memastikan pemerintah tetap menjamin harga pangan bergejolak atau volatile food terutama komoditas pangan inti yang belakangan ini terkendali, lalu dari sisi administered price yang berhubungan dengan harga bahan bakar minyak (BBM), elpiji, dan listrik.
"Jadi pemerintah cukup kredibel menjaga inflasi, di APBN dimandatkan dilakukan penyesuaian tetapi pemerintah belum melakukannya, sehingga inflasi dari administered price masih bisa dikendalikan," ungkap dia.
Sri Mulyani juga mengungkapkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat belakangan ini relatif stabil, bahkan perkembangan politik Amerika dan juga dunia memberikan dampak yang baik terhadap kinerja ekspor dan impor Indonesia, setelah 2 tahun berturut-turut mengalami negatif.
"Jadi ini pertama kali faktor eksternal membuat positif terhadap pertumbuhan ekonomi, kalau ini terjaga investasi akan masuk jauh lebih baik," kata Sri Mulyani.
Meski demikian, pemerintah masih memiliki tantangan ke depannya yaitu menjaga momentum yang baik ini dengan pertumbuhan ekonomi yang positif dan fokus program pemerintah dapat dilakukan, seperti membangun ketertinggalan dalam bentuk infrastruktur, meningkatkan kemudahan berusaha, serta kesenjangan yang masih terjadi di Indonesia.
"Kita menjaga pembangunan infrastruktur, kalau kita lihat policy pemerintah untuk belanja luar biasa, kalau untuk proyek infrastruktur yang besar di mana APBN tidak bisa melakukan pembiayaan secara langsung dalam jangka pendek, maka kita bisa dengan PPP atau KPBU kita sudah menggunakan," tutup Sri Mulyani.
Detik.com
Post A Comment
No comments :