INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Wali Kota Padang Tolak Iklan Rokok, Siap Kehilangan PAD Rp 4 Miliar

Wali Kota Padang Tolak Iklan Rokok, Siap Kehilangan PAD Rp 4 Miliar
KantoMaya News, Padang - Wali Kota Padang Mahyeldi Ansyarullah menegaskan komitmennya bahwa Kota Padang Bebas Iklan Rokok 2018. Alasannya, membentengi generasi muda dari dampak rokok. Menurut Mahyeldi, sejumlah produk rokok yang ijin pemasangan reklame rokoknya sudah berakhir tidak akan diperpanjang, sehingga reklame rokok itu harus segera diturunkan. Diantaranya reklame rokok yang berada di jalan Hamka dekat jembatan Basco Mall, dan reklame rokok yang terpasang di dekat jembatan Siteba.

Komitmen Padang untuk bebas iklan rokok mulai 2018 dikatakan Wali Kota Padang Mahyeldi Ansyarullah, saat mengikuti langsung proses penurunan reklame rokok di jalan Hamka, Padang, Rabu, 14 Juni 2017. “Keputusan tidak lagi menerima reklame rokok bukan hal baru. Ini sebenarnya sudah menjadi agenda Pemko Padang sejak 2014. Pertimbangannya karena lebih banyak dampak negatif iklan rokok bagi generasi muda, daripada dampak positifnya,” kata Mahyeldi.

Ia merasa dikuatkan atas dukungan siswa-siswa SMP dari 30 sekolah di kota Padang, yang datang kepadanya untuk mengadukan keresahan mereka atas iklan rokok yang menyasar perokok pemula seperti pelajar SMP. Semakin besar dan kuat dukungan dari warganya, akan semakin menguatkan komitmen Pemko Padang untuk menjadikan Padang Bebas Iklan Rokok mulai 2018.

“Per 31 Desember 2017 semua reklame atau iklan rokok sudah tidak ada lagi di kota Padang,” ujar Mahyeldi. Termasuk iklan rokok yang menempel di kedai dan warung-warung, atau yang menjadi papan nama toko.

Atas komitmen ini, Pemko Padang siap kehilangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) berkisar Rp 3 - 4 miliar per tahun dari iklan atau reklame rokok. Namun, soal kehilangan PAD ini Mahyeldi mengaku tidak risau karena masih banyak sumber pendapatan PAD lainnya seperti rumah sakit, hotel dan restoran. Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Padang, Adib Alfikri, yang ikut mendampingi Mahyeldi juga mengaku tidak risau. “Masih banyak sumber pendapatan lain dari hadirnya iklan atau reklame produk elektronik yang potensial mendatangkan PAD, seperti produk Samsung, Opo, dan lainnya,” kata Adib Alfikri.

Lisda Sundari, Ketua Lentera Anak, menyampaikan apresiasi kepada Walikota Padang Mahyeldi Ansyarullah atas komitmen tersebut. “Kami sangat mendukung komitmen Pak Wali Kota Mahyeldi melarang total iklan rokok di kota Padang, sebab pelarangan iklan rokok memang menjadi hal yang sangat penting dan mendesak. Iklan rokok menjadi faktor penyebab utama meningkatnya konsumsi rokok,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 17 Juni 2017.

Berbagai studi, menurut Lisda, menunjukkan terpaan iklan dan promosi rokok sejak usia dini meningkatkan persepsi positif dan keinginan untuk merokok. Studi Uhamka 2007 juga menunjukkan, 46.3 persen remaja mengaku iklan rokok mempengaruhi mereka untuk mulai merokok. “Sehingga, bila faktor yang mempengaruhi anak untuk mulai merokok ini kita hilangkan, akan menjadi langkah besar untuk menurunkan jumlah perokok muda di Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun,” ujarnya.

Gesyca, Pembaharu Muda kota Padang, merasa sangat bangga dengan kemajuan cepat yang dicapai Pemerintah Kota Padang terkait komitmen Wali Kota Padang Mahyeldi Ansyarullah terkait Padang Bebas Iklan Rokok mulai 2018.

TEMPO.CO
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :