INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Kutu laut pemakan daging serang remaja di Australia

KantoMaya News -- Seekor makhluk laut mini berukuran sepersekian inci menggerogoti kaki seorang remaja saat berenang di Pantai Brighton, di pinggiran kota Melbourne, Australia. Para ahli menduga makhluk kecil ini berjenis krustasea.

Pada Sabtu (6/8/2017), Sam Kanizay (16 tahun) terkejut saat menemui pergelangan kaki dan betisnya penuh dengan darah saat mengangkat kakinya dari air. Bahkan menurut sang ayah, Jarrod Kanizay, kepada BBC Australia (7/8), darah tak henti mengucur.

Keluarga pun langsung mencari tahu dan mencari bug pemakan daging tersebut yang mengakibatkan lubang-lubang kecil pada kaki Sam. Jarrod kembali ke pantai untuk menangkap beberapa hewan kecil yang telah menggigit anaknya itu dengan cara memasang jaring berisi umpan daging mentah.

Setelah diangkat, apa yang didapatinya sangat mengejutkan. Ada ratusan hewan-hewan kecil seukuran 1-2 sentimeter yang mengerubuti daging-daging mentah tersebut.

Menurut ahli biologi kelautan dari Museum Victoria di Melbourne Genefor Walker-Smith, makhluk ini teridentifikasi sebagai amphipods --sejenis krustasea seperti udang kecil dari keluarga Lysianssidae. Dalam statusnya di Facebook, Smith mengatakan mereka biasa menggigit tapi tidak menyebabkan luka semacam di atas.

Hewan ini memakan daging dan tertarik pada darah. Karena ukurannya yang kecil, gigitannya tidak terasa oleh manusia dan baru bisa disadari setelah darah keluar.

Ada kemungkinan amphipods mengandung anti-koagulan yang akan menyebabkan ketidakmampuan untuk menghentikan aliran darah dan pada saat itu air di laut sangat dingin sehingga Sam tidak merasakan gigitannya.

Amphipoda tidak memiliki sifat berbisa dan tidak akan menyebabkan kerusakan permanen. Amphipods kadang disebut sebagai "kutu laut".

Laporan media menggambarkan para penyerang sebagai "kutu laut" tapi istilah itu biasanya digunakan untuk merujuk pada isopoda, kelompok krustasea yang berbeda.


Anti-koagulan yang diproduksi oleh amphipods dapat menyebabkan pendarahan berlebihan setelah gigitan dilepaskan, kata Smith.

"Saat ini, tak satu pun dari amphipods lysianssid diketahui menghasilkan anti-koagulan, tapi belum ada yang menyelidiki bahwa adaptasi dalam kelompok tersebut juga, kata Les Watling, professor dari Darling Marine Center at the University of Maine, dalam surelnya kepada Live Science (7/8).

"Jika anti-koagulan itu ada, itu terjadi karena amphipods tersebut sedang berburu atau menempel pada ikan lain atau biasanya yang disebut dengan parasit," katanya.

Insiden ini ternyata bukan yang pertama. Seperti dilansir News, pada Agustus 2015, seorang ayah dan anak, (Murray & Will) digigit makhluk serupa saat berenang di Pantai Sandringham, di Melbourne bagian tenggara. Saat itu perairan juga dingin.

Murray mengatakan kepada Bayside Leader bahwa ia tidak merasakan sakit pada awalnya dan hanya menyadari bahwa kaki mereka berdarah saat keluar dari lautan. Murray dan anaknya merasakan beberapa gigitan di kaki bagian bawah dan melihat makhluk-makhluk kecil menempel di kaki mereka.

"Kami bertahan selama 10 menit, jadi mungkin tidak akan terjadi jika kami pindah, tapi saya tidak ingin berdiri di sana selama beberapa jam atau mungkin akan sangat buruk."

Profesor Associate Reina mengatakan kutu laut harusnya tidak membuat orang khawatir atau menghalangi mereka untuk berenang. "Mereka hanyalah seekor binatang kecil yang mengikuti naluri alaminya dan memakan apa saja yang mereka lihat sebagai makanan gratis," katanya.

Beritagar.id
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :