INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Tarif listrik dan BBM nonsubsidi turun

Tarif listrik dan BBM nonsubsidi turun
Terhitung mulai 1 Maret 2016, harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi dan juga tarif dasar listrik (TDL) turun.

PT Pertamina menurunkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax (RON 92) dan Pertalite (RON90) masing-masing sebesar Rp100-Rp200 per liter. Sementara, PT PLN menurunkan tarif 12 golongan pelanggan antara Rp26 per kilo Watt hour (kWh) hingga Rp37 per kWh.

Direkur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang, mengatakan penurunan harga BBM nonsubsidi dilakukan karena menyesuaikan harga rata-rata minyak acuan (Mops) tiap bulannya dan berdasarkan evaluasi yang dilakukan setiap dua minggu sekali.

Kata Ahmad, seperti yang dikutip dari Viva.co.id, selain harga minyak acuan, aspek lainnya adalah perhitungan keuntungan yang diperoleh dari pengusaha.

"Kalau pengusaha itu mau turunkan banyak juga terlalu rugi dong," kata Ahmad.

Berdasarkan daftar harga yang tertulis dalam Tempo.co, harga masing-masing jenis BBM di tiap provinsi turun berbeda-beda.

Di DKI Jakarta misalnya, sebelumnya Pertamax dijual seharga Rp8.150 per liter kini menjadi Rp7.950, atau turun Rp200. Sedangkan Pertalite sebelumnya Rp7.600 per liter, menjadi Rp7.500 atau turun Rp100.

Ahmad menambahkan, penurunan harga BBM jenis Premium dan Solar harus dihitung per tiga bulan dan tergantung keputusan pemerintah pusat. Pasalnya, kandungan dua jenis BBM itu masih berasal dari impor Singapura dan mengikuti harga minyak acuan.

Di sisi lain, Kepala DIvisi Niaga PT PLN (Persero), Benny Marbun, mengatakan turunnya tarif dua belas golongan pelanggan ini mengikuti mekanisme tariff adjustment. Penyebabnya tak berbeda dengan BBM, yaitu karena penurunan harga minyak bumi (ICP) dari semula USD35,48 per barel di Desember 2015 menjadi USD27,49 per barel pada Januari 2016.

Namun, besaran inflasi yang turun dari 0,96 persen (Desember 2015) menjadi 0,51 persen (Januari 2016), serta relatif tetapnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD), dari Rp13.855 per USD (Desember 2015) menjadi Rp13.889 per USD (Januari 2016) juga membantu turunnya tarif listrik.
Penurunan tarif listrik pada 12 golongan pelanggan selengkapnya adalah sebagai berikut:

TARIF LISTRIK KONSUMEN TEGANGAN RENDAH:
Februari 2016: Rp1392/kWh
Maret 2016: Rp1355/kWh

Golongan tarif yang masuk kelompok ini:

1. Rumah tangga kecil R1/1300 VA
2. Rumah tangga kecil R1/2200 VA
3. Rumah tangga sedang R2/3500-5500 VA
4. Rumah tangga besar R3/6600 VA ke atas
5. Bisnis menengah B2/6600 VA-200 kVA
6. Pemerintah sedang P1/6600 VA-200 kVA
7. Penerangan Jalan P3

TARIF LISTRIK KONSUMEN TEGANGAN MENENGAH:
Februari 2016: Rp1071/kWh
Maret 2016: Rp1042/kWh

Golongan tarif yang masuk kelompok ini:
8. Bisnis besar B3/di atas 200 kVA
9. Industri menengah I3/di atas 200 kVA
10. Pemerintah besar P2/ di atas 200 kVA

TARIF LISTRIK KONSUMEN TEGANGAN TINGGI:Februari 2016: Rp959/kWh
Maret 2016: Rp933/kWh

Golongan tarif yang masuk kelompok ini:
11. Industri skala besar I4/di atas 30 MVA

TARIF LISTRIK KONSUMEN LAYANAN KHUSUS (TERMASUK LAYANAN PREMIUM):

Februari 2016: Rp1573/kWh
Maret 2016: Rp1532/kWh

Golongan tarif yang masuk kelompok ini:

12. Layanan Khusus L di TR/TM/TT

Beritagar.id
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :