INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Siap-siap, tarif listrik naik lagi

Siap-siap, tarif listrik naik lagi
KantoMaya News -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan menaikkan tarif tenaga listrik (TTL) untuk 12 jenis pelanggan mulai Juni 2016. Kenaikan ini seiring dengan pencabutan subsidi listrik bagi mereka.

Direktur Utama PLN Sofyan Basyir mengatakan, tarif listrik Juni akan naik sedikit, karena dipengaruhi kurs dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat dua bulan lalu. "Dolar AS naik, tarif naik tipis," ungkap Sofyan, di Kantor Pusat PLN, Senin (30/5), seperti dikutip dari Kontan.co.id. Namun, besaran kenaikan ini belum juga diumumkan.

Kepala Divisi Niaga PLN, Benny Marbun, berjanji besaran kenaikan tarif baru dilansir secara resmi pada Selasa (31/5) sore. Alasannya, PLN tidak ingin pelanggan berspekulasi dengan terburu-buru membeli token listrik prabayar atau justru menundanya. ''Ada perubahan (tarif). Besarannya diumumkan besok sore,'' ujarnya, Senin (30/5), seperti dikutip dari JPNN.com.

Metro TV News melansir, 12 pelanggan non-subsidi yang listriknya akan naik per Juni 2016 adalah,

1. Rumah Tangga R-1/Tegangan rendah (TR) daya 1.300 VA.
2. Rumah Tangga R-1/TR daya 2.200 VA.
3. Rumah Tangga R-2/TR daya 3.500 VA s.d 5.500 VA.
4. Rumah Tangga R-3/TR daya 6.600 VA ke atas.
5. Bisnis B-2/TR daya 6.600 VA s.d 200 kVA.
6. Bisnis B-3/Tegangan Menengah (TM) daya diatas 200 kVA.
7. Industri I-3/TM daya diatas 200 kVA.
8. Industri I-4/Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas.
9. Kantor Pemerintah P-1/TR daya 6.600 VA s.d 200 kVA.
10. Kantor Pemerintah P-2/TM daya diatas 200 kVA.
11. Penerangan Jalan Umum P-3/TR dan.
12. Layanan khusus TR/TM/TT.

Tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga dengan tegangan 450 VA dan 900 VA kemungkinan tidak naik.

Tarif listrik dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu kurs dolar AS, harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP), dan inflasi. Sofyan mengungkapkan, pengaruh dolar AS terhadap komponen kenaikan tarif listrik sangat kuat pada bulan Juni ini. Pasalnya, listrik yang dibeli PLN dari pembangkit yang dioperasikan pengembang swasta (Independent Power Producer/IPP) menggunakan dolar AS. Karena mendasarkan pada dolar, tarif listrik jadi fluktuatif seiring naik turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

April lalu, PLN menurunkan tarif listrik karena rupiah menguat terhadap dolar. Pada akhir Maret, Benny mengumumkan, tarif listrik untuk 12 golongan pelanggan turun. Besaran penurunannya di kisaran Rp8 - Rp12 per Kilo Watt Hour (kWh) dan berlaku mulai awal April 2016. Faktor terbesar penurunan tarif listrik saat itu adalah penguatan nilai tukar rupiah. Pada Februari 2016 nilai tukar berada di kisaran Rp13.516 per dolar AS sedangkan pada Januari 2016 berada di kisaran Rp13.889 per dolar AS.

Sedangkan komponen harga minyak dalam pembentukan tarif Juni, tidak telalu besar. Sebab, saat ini porsi pembangkit yang mengkonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) makin sedikit. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman mengatakan, pada 2011 lalu, konsumsi BBM untuk pembangkit listrik mencapai 11,2 juta kiloliter (KL) atau 22 persen dari bauran energi pembangkit.

Tiga tahun kemudian, porsi BBM ini turun menjadi 14 persen atau hanya 7,2 juta KL. "Tahun ini kami targetkan turun jadi yakni 6,7 persen," kata dia awal April lalu seperti dikutip Beritasatu.com.
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :