INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Satelit Dipakai untuk Sensus Penduduk Miskin

Satelit Dipakai untuk Sensus Penduduk Miskin
KantoMaya News, Jakarta -- Data kependudukan suatu negara kerap terkendala pada proses sensus yang memakan waktu lama, mengingat metode survei yang dilakukan masih manual yakni dari pintu-ke-pintu.

Untuk mengatasi validitas dan proses sensus, sekelompok peneliti dari Stanford University baru-baru ini melakukan pemetaan warga miskin menggunakan teknologi satelit. Para peneliti mendesain algoritma khusus yang mampu mempelajari data serta informasi tertentu mengenai kemiskinan warga menggunakan pemetaan satelit beresolusi tinggi.

Mengacu pada data Bank Dunia dari tahun 2000 hingga 2010, sekitar 39 dari 59 negara-negara di Afrika yang terlibat dalam survei diketahui memiliki standar kemiskinan nasional yang representatif untuk menjadi sampel pemetaan satelit.

Kantor berita Xinhua melaporkan, melalui metode ini para peneliti secara cukup akurat mampu memetakan warga miskin yang tersebar di lima negara di Afrika yakni Nigeria, Tanzania, Uganda, Malawi, dan Rwanda.

"Metode ini memungkinkan data bisa dipakai oleh publik dan mengubah upaya mendeteksi daerah-daerah miskin di negara-negara berkembang," tulis tim penulis yang dimuat dalam US Journal Science.

Selain menyebut metode survei ini lebih akurat, dari sisi biaya disebut juga lebih efisien dan bisa menjangkau area dengan kondisi geografis yang rumit, termasuk di area konflik dan pedalaman.

Tingkat akurasi metode ini dalam memetakan kemiskinan di daerah yang berada di bawah garis kemiskinan diklaim mencapai 81 persen. Sementara untuk memprediksi kemiskinan di daerah yang dua kali berada di bawah garis kemiskinan disebut mencapai 99 persen.

"Hal ini menunjukkan bagaimana mesin mampu mempelajari daerah dan menunjukkan potensi yang lebih luas di berbagai domain ilmiah dengan metode yang akurat, murah, dan terukur," tulis studi tersebut.

CNN Indonesia
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :