INTERNASIONAL

[internasional][bleft]

NASIONAL

[nasional][bleft]

ACEH

[aceh][bleft]

TEKNOLOGI

[teknologi][threecolumns]

EKONOMI

[ekonomi][bleft]

SPORT

[sport][threecolumns]

Aceh Butuh Hujan Buatan

KantoMaya News, BANDA ACEH - Kemarau di Aceh bukan saja berakibat terbakarnya hutan dan lahan tetapi juga mengancam tanaman padi seluar 3.536 hektare yang akan panen. Menyikapi kondisi itu, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Hidup, Mukti Sarjono mengusulkan perlunya program hujan buatan di beberapa wilayah Aceh.

Mukti mengatakan itu kepada Serambi saat berada di ruang Kerja Kabid Produksi Tanaman Padi Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Senin (24/7).

Menurut Mukti, tanaman padi yang segera panen tersebar di empat kabupaten di Aceh yaitu Aceh Besar 1.747 hektare, Aceh Barat 1.228 hektare, Pidie 556 hektare, dan Aceh Selatan 5 hektare.

“Saran dan usul program hujan buatan ini kami sampaikan karena upaya menyediakan air melalui program pompanisasi sudah dilakukan tapi sumber airnya tidak tersedia,” kata Mukti.

Mukti Sarjono mengatakan, dirinya ditugaskan Menteri Pertanian ke Aceh untuk memantau dan memonitor kondisi dan perkembangan tanaman padi, jagung, dan kedelai pada musim gadu, April-September. “Ada empat daerah di Aceh yang sudah melaporkan jika minggu ini tidak turun hujan, tanaman padi bisa kering dan puso,” kata Mukti.

Di Aceh Besar, padi yang puso seluas 47 hektare, Pidie 49 hektare, Banda Aceh dan Aceh Selatan masing-masing 5 hektare. Total tanaman padi yang sudah puso di Aceh akibat kemaraupanjang bulan lalu mencapai 106 hektare.

Jika tiap hektare tanaman padi yang puso itu produksinya 5 ton, maka petani telah kehilangan produksi gabah sebanyak 530 ton. Bila harga satu kilogram padi kering giling Rp 4.500, kerugian mencapai Rp 2,385 miliar. “Itu baru untuk 106 hektare areal tanaman padi yang sudah puso,” ujar Mukkti Sarjono.

Bulan ini, lanjutnya, ada 6.855 hektare tanaman padi yang mau panen. Dari jumlah itu, yang terancam gagal panen akibat belum turun hujan seluas 3.356 hektare. Bila dalam dua hari ini tidak turun hujan, petani bisa kehilangan produksi 16.760 ton. “Jika tanaman padi seluas 16.760 hektare itu gagal panen maka petani akan kehilangan pendapatan Rp 75,510 miliar. Itu harus diselamatkan. Salah satu solusinya adalah hujan buatan,” kata Mukti. Usulan hujan buatan itu disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) untuk diteruskan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat. “Kewenangan usulan pembuatan hujan buatan ada pada BNPB,” demikian Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Hidup.

aceh.tribunnews.com
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :